Buletin Perpustakaan dan Informasi Bogor - Teknologi

Monday, March 01, 2010

PEMANFAATAN SITUS JEJARING SOSIAL DALAM PEMASYARAKATAN MINAT BACA di SEKOLAH

Oleh
Rattahpinusa HH

I. PENGANTAR

Menjamurnya situs jejaring sosial semacam : MySpace, Friendster, Twiiter dan Face Book merupakan trend pergaulan saat ini. Situs tersebut diminati karena meluaskan networking (jejaring) secara efektif, efiesien dan interaktif menggunakan internet. Pengguna situs tersebut dapat berinteraksi dengan orang lain yang berasal dari beragam profesi, suku bangsa dan negara tanpa terhalang batas ruang dan waktu. Diantara ketiga situs jejaring sosial maka Face Book (FB) merupakan situs favorit pengguna jejaring sosial. Keunggulan situs ini adalah aksesbilitas yakni: mudah diakses dari warung internet maupun handphone yang memiliki fasilitas GPRS. Selain itu, FB memiliki fitur group/fan page yang berfungsi memudahkan penggunanya membuat komunitas/kaukasus dan merekomendasikan/merujuk orang lain untuk dijadikan teman.

Adakah relevansi antara ”booming” penggunaan FB dengan pemasyarakatan minat baca? Perlu diketahui bahwa pemasyarakatan minat baca saat ini terkesan seremonial semata. Pemasyarakatan minat baca hanya berkutat pada seminar, diskusi, simposium, lokakarya maupun bedah buku yang setelah pelaksanaanya tidak ada tindak lanjutnya. Hal tersebut ibarat kita menanam pohon tanpa merawatnya. Lalu bagaimana mungkin pohon tersebut tumbuh besar ?. Hendaknya pemasyarakatan minat baca dilakukan secara periodik dan berkesinambungan. Maka Perpustakaan dan pustakawannya khususnya yang bekerja dilembaga pendidikan perlu berpikir ’out of the box’ dalam berinovasi memasyarakatkan minat baca. Dan FB dapat dimanfaatkan sebagai salah satu media pemasyakatan minat baca di sekolah. Diharapkan kreativitas dan inovasi pustakawan dapat menggugah kepedulian siswa/siswi untuk bersama-sama menciptakan lingkungan pergaulan di sekolah yang mencintai aktivitas baca.

II. PEMBAHASAN

A. Face Book sebagai situs jejaring sosial terpopuler.

Face Book merupakan situs sosial yang memungkinkan penggunanya menambahkan teman dan mengirimkan pesan kepada mereka serta memperbarui statusnya. Para pengguna dapat bergabung dengan jaringan sosialnya berdasarkan kota, tempat kerja dan sekolah. Adalah Mark Zuckerberg, seorang mahasiswa Harvard University, bersama Eduardo Saverin, Dustin Moskovitz dan Chris Hughes kali mengembangkanFace Book pada tahun 2003 Pada awalnya situs ini digunakan terbatas pada lingkungan mahasiswa Harvard. Namun berkembang dan meluas sampai ke universitas lainnya di Boston. Dan saat ini populasi pengguna Face Book seluruh dunia mencapai 350 juta orang (Wikipedia, 2010). Dan pada Januari 2009 compete.com mengadakan penelitian yang menunjukkan Face book sebagai situs jejaring sosial terpopuler yang digunakan para penggunanya.

B. Face Book dan Minat Baca

Selama ini pemasyarakatan minat baca terkendala oleh keterbatasan tenaga dan biaya. Pelaksanaannya tanpa strategi yang matang akan terkesan menghambur-hamburkan anggaran. Seyogyanya pemasyarakatan minat baca di bedakan persegmentasi dan digunakan strategi yang berbeda pula antar segemen. Karena masing-masing segmentasi memiliki karakteritik yang berbeda pula. Misalnya, pemasyarakatan minat baca dikalangan pelajar atau mahasiswa harus digunakan strategi inovatif dan kreatif. Hal tersebut merujuk pada karakter pelajar atau mahasiswa yang dinamis dan aktif. Sistem ceramah, seminar dan simposium kemungkinan tidak efektif bagi segmen ini. Karena hal-hal yang terkesan formal dan serius cenderung dihindari segmen pelajar atau mahasiswa.Pustakawan dapat melakukan pendekatan yang populer dengan menggunakan FB. Penggunaan FB sebagai salah satu media pemasyarakatan minat baca diyakini efektif dan efisien bagi remaja. Terdapat 3 (tiga) alasan mendasar yakni :
  1. FB merupakan situs jejaring sosial yang banyak diminati saat ini. Populasi pengguna internet khususnya FB semakin tahun semakin meningkat. Dilansir melalui Inside Facebook bahwa 70 % pengguna FB berasal dari luar Amerika. Dan Indonesia merupakan negara FB terbesar ke-3 diseluruh dunia yang mencapai 13,8 juta pengguna pada Januari 2010. (Ekozone.com).
  2. FB bersifat literal. Facebooker (sebutan bagi pengguna FB) yang berkomunikasi dengan sesamanya menggunakan komunikasi tak langsung. Mereka saling menyebarkan ide maupun mengomentari sesuatu melalui tulisan. Hal tersebut akan menunjang sekali pemasyarakatan minat baca. Mengingat aktivitas membaca tidak terlepas dari pada tulisan sebagai wujud simbol pesan.
  3. Penggunaan Handphone bagi pelajar sudah sebagai kebutuhan. Rata-rata setiap pelajar memiliki satu handphone. Saat ini harga handphone yang bisa terkoneksi intenet semakin mudah dijangkau oleh pelajar.

C. Pemanfaatan FB

FB dapat dimodifikasi fungsinya berdasarkan tujuan penggunanya. Penggunaan FB dapat bersifat personal, bisnis maupun kombinasi keduanya. Dapat kita temui beberapa akun FB yang digunakan pemiliknya untuk mempromosikan produk maupun jasa. Dalam konteks pemasyarakatan minat baca disekolah maka FB dimodifikasi untuk membangun komunitas peminat baca. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
  1. Pastikan jika kita telah memiliki akun FB. Jika belum maka kita harus mendaftarkan e-mail dan password pada account FB. Ketikkan www.facebook.com untuk mengakses FB. Lalu klik pilihan Register untuk mendapatkan form pendaftaran online. Isilah form tersebut dan setelah semuanya selesai, tunggulah beberapa saat untuk memperoleh verifikasi akun yang dikirimkan FB ke email kita.
  2. Setelah kita memiliki akun maka kita dapat mengoperasikan FB melalui Log in. Kita tinggal
    masukkan nama email dan password yang telah kita buat sebelumnya. Jika Log In berhasil maka pada FB versi mobile akan menampilkan fitur sebagai berikut : Beranda, Profil, Teman, Kotak Masuk, Pencarian Teman, Pengaturan, Bantuan, Keluar. Pada fitur Beranda terdiri dari komponen : Kabar Terkini; Status, Foto, Penanda (Pemberitahuan, Foto, Catatan, Grup, Acara, SMS). Adapun nama dan fungsi fitur dapat dilihat pada tabel di bawah ini :












































    No.Nama FiturFungsi
    1.BerandaMemuat informasi tentang status terbaru, pemberitahuan terhadap komentar yang masuk dan tempat menulis serta menyebarkan pesan.
    2.ProfilMemuat informasi diri pemilik akun FB
    3.TemanBerisi daftar nama-nama teman yang terkait dengan jaringan sosial pemilik akun FB
    4.Kotak MasukBerisi daftar pesan yang dikirimkan teman kepada pemilik akun FB
    5.PencarianMenelusuri teman pemilik akun FB berdasarkan email, asal sekolah, tempat kerja dan lokasi geografis
    6.PengaturanMengatur akses terhadap akun pemilik FB
    7.BantuanPanduan menggunakan fasilitas FB beserta troubleshoutingnya
    8.KeluarMengakiri penggunakaan FB

  3. Salah satu fitur FB yang memungkinkan penggunanya membuat komunitas adalah Grup. Fitur ini terdiri dari informasi yang memuat ukuran, jenis (minat bersama, Bisnis, Regional), status terakhir. Perpustakaan atau Pustakawan sekolah dapat memfasilitasi pembuatan komunitas minat baca disekolah menggunakan fitur ini. Pustakawan dapat bertindak sebagai moderator yang mengatur, mensuplai informasi ringan tapi berbobot berupa : newsletter, resensi dan sinopsis buku terbaru serta mendiskusikannya. Sehingga komunikasi yang terjalin antara moderator dengan anggota grup bersifat 2 (dua) arah secara tidak langsung, non formal dan berkesinambungan. Hubungan yang bersifat dinamis dan pesan-pesan yang menimbulkan penasakan secara psikologis akan menarik perhatian pelajar. Jika rasa tertarik/suka terhadap aktivitas baca sudah muncul maka moderator secara bertahap untuk menumbuhkan dan menanamkan kecintaan terhadap aktivitas tersebut.
  4. Setelah komunitas/grup baca telah terbentuk maka moderator beserta anggotanya secara aktif mereferensikan aktivitasnya kepada teman, saudara maupun kenalan melalui fasilitas Add Friends. Jika aktivitas ini rutin dilakukan maka bukan tidak mungkin semakin banyak orang yang ingin bergabung. Sehingga komunitas yang semula kecil lama kelamaan akan tumbuh menjadi komunitas yang lebih besar.
  5. Kegiatan lanjutan yang dapat dilakukan antar anggota komunitas adalah menyelanggarakan acara Off air. Komunitas minat baca yang telah terbentuk dapat menyelenggaran acara Book Fiesta. Hal tersebut untuk menghindari kejenuhan berkomunikasi melalui dunia maya sekaligus mempererat hubungan yang telah terjalin selama ini. Acara tersebut dapat melibatkan berbagai pihat terkait seperti :

    Sekolah, perpustakaan sekolah, guru, murid, wali murid serta penerbit. Kegiatan tersebut dapat berupa : lomba sinopsis, resensi, adu kreativitas majalah dinding, bazaar buku, donor buku, diskusi, seminar, talkhow maupun workshop singkat tentang dunia baca tulis. Media sosialisasinya juga dapat menggunakan fitur : Acara pada FB sebagai bentuk undangannya.

III. KESIMPULAN

Pemasyarakatan minat baca dapat dimulai dari lingkungan terkecil, yakni: komunitas. Segmentasi yang potensial sebagai sasarannya adalah pelajar/mahasiswa. Karena memiliki populasi yang besar, aktivitas hariannnya masih terkait dengan dunia akademik, bersifat dinamis dan mau menerima perubahan. Perlu strategi yang jitu, kreatif dan inovatif dalam memasyarakatkan minat baca dikalangan pelajar. Salah satunya adalah penggunaan teknologi.

Facebook sebagai situs jaringan sosial dapat dimanfaatkan sebagai sarana pemasyarakatan minat baca dikalangan pelajar, mahasiswa. Beberapa asumsi yang mendasarinya adalah : FB merupakan situs jejaring sosial yang banyak diminati saat ini. Karena dari tahun ketahun populasinya semakin meningkat. Selain itu, FB bersifat literal yakni: facebooker saling berkomunikasi dan menyebarkan ide maupun mengomentari suatu ide/pendapat melalui tulisan. Hal tersebut menunjang dalam pemasyarakatan minat baca. Mengingat aktivitas membaca tidak terlepas dari pada tulisan sebagai wujud simbol pesan. Semakin menjamurnya pemakaian handphone yang terkoneksi dikalangan pelajar merupakan peluang untuk mengimplentasikan strategi ini.

Sinergi antara penggunaan FB dalam pemasyarakatan minat baca dapat dirintis dengan membuat akun FB. Selanjutnya membuat Grup yang berdasarkan minat yakni: membaca. Setelahnya, moderator mengirimkan informasi ringan dan berbobt kepada anggota jaringanya tentang berbagai aktivitas yang menumbuhkan minat baca secara rutin. Untuk memperbesar komunitas maka baik moderator maupun anggota jaringan secara aktif merefensikan Grupnya kepada teman, saudara, maupun orang yang dikenalnya untuk bergabung. Acara Off Air perlu juga diadakan untuk memelihara dan menjaga kesolidan Grup. Hendaknya acara tersebut berisi kegiatan yang masih terkait dengan aktivitas baca tulis. Diharapkan penggunaan teknologi memjadi strategi yang efektif dan efisien dalam memasyarakatkan minat baca dikalangan pelajar.

Sekian.

Sumber Bacaan

Ekozone.com diunduh tanggal 20 Januari 2010.
Wikidpedia diunduh pada tanggal 25 Januari 2010.

DATA PENULIS

Rattah Pinnusa Haresariu Handisa, S.Sos lahir di Tulungagung, 11 Maret 1981. Menjalani Pendidikan Diploma III Teknisi Perpustakaan di Universitas Airlangga Lulus tahun 2003. Melanjutkan Strata 1 Ilmu Administrasi Negara lulus tahun 2005. Sekarang bekerja di Balai Penelitian Kehutanan Kupang sebagai pustakawan. Pernah mengikuti pelatihan Sistem Informasi Kelitbangan (2006) dan Workshop Pengelolaan Perpustakaan (2007). Karir Pustakawannya dirintis sejak 1 September 2007 sebagai Pustakawan Pelaksana dan pada 20 Juni 2009 naik ke jenjang Pustakawan Pelaksana Lanjutan Penulis dapat dihubungi di alamat email: rattah_p@yahoo.com atau www.pinusa.blogspot.com.

Alamat korespondensi: Jln. Untung Suropati nomor. 7 B Kupang 85115 – Nusa Tenggara Timur.

Monday, February 16, 2009

Ancaman Electronic Vandalism Terhadap Keamanan Data di Perpustakaan Nasional RI

Oleh :
Rattahpinnusa Haresariu Handisa*

A. Pendahuluan

Era globalisasi mendorong terciptanya iklim kompetisi antar organisasi diseluruh penjuru dunia. Hal tersebut nyata terlihat pada terbentuknya World Trade Organization (WTO). Konsekuensi dari WTO adalah: negara-negara yang berdaya saing rendah akan menjadi ‘pasar’ bagi negara lainnya yang lebih kuat. Dan WTO memungkinan terjadinya mobilitas barang, jasa dan manusia antar negara. Sehingga tidak mengherankan jika suatu saat para professional (dokter, pengacara, pustakawan dst) atau produk suatu negara tertentu akan mendominasi pasar negara lainnya. Dan hukum yang belaku pada kondisi yang serba permisif tersebut adalah : “ Siapa (organisasi) yang bertindak cepat dengan hasil akurat dan berbiaya hemat maka dia (organisasi) akan selamat (sukes)”. Hukum tersebut berlaku bagi organisasi laba maupun nirlaba. Adapun kunci bagi setiap organisasi yang ingin eksis adalah adaptif terhadap perubahan.

Pesatnya dinamika perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat sesuatu hal yang mustahil menjadi nyata. Simbiosis antara Teknologi dan Informasi serta komunikasi telah menjadikan dunia sebagai sebuah global village. Penemuan internet, yang pada mulanya dikembangkan untuk tujuan militer, telah menandai dimulainya era digital. Internet memungkinkan kita untuk berkorespondensi via email; melakukan pertukaran data secara real time serta melakukan tele conferencing secara online. Bahkan para pecandu internet membentuk komunitas maya lewat friendster maupun blogroll. Disadari ataupun tidak, internet telah berhasil menyingkirkan sekat-sekat geografis, demografis maupun strata sosial.

Pada era globalisasi ini, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) dihadapkan 2 (dua) pilihan yakni: Tetap eksis dan tumbuh berkembang menjadi perpustakaan berkelas dunia atau stagnan. Dan pilihan PNRI untuk menjadi perpustakaan berkelas dunia merupakan pilihan tepat. Kondisi tersebut diwujudkan dengan penggunaan Online Public Acces Catalog (OPAC Web dan OPAC LAN ) maupun berbagai jenis koleksi audio visualnya. Kesemuanya itu berbasis Telekomunikasi Informasi Komunikasi (TIK).

Beberapa hal yang mendasari perlunya implementasi TIK pada PNRI, yakni : TIK mempermudah mobilisasi data tanpa terhalang kondisi geografis; Meningkatnya kebutuhan akan informasi terbaru; Perlunya pelayanan yang efektif efisien dan TIK memungkinkan penerapan sistem pelayanan terbuka (open acces) karena sever mampu bekerja 24 jam dalam 1 minggu. Adapun tujuan penerapan TIK pada PNRI adalah : memberikan pelayanan kepada pengguna secara efektif dan efisien. Sehingga tercipta kepuasan pengguna dan meningkatkan daya saing organisasi yang kesemuanya itu akan bermuara pada terwujudnya perpustakaan nasional berkelas dunia.

Namun penggunaan TIK tidak serta merta membebaskan PNRI dari berbagai belitan masalah. Perlu perencanaan yang matang sehingga apapun masalah yang timbul akibat implementasi TIK di PNRI maka PNRI telah mampu mengantisipasi masalah tersebut. Ekses negatif penerapan sistem pelayanan terbuka (open acces) yang berbasis TIK (internet) adalah munculnya masalah yang berasal dari luar sistem yakni: munculnya kejahatan maya (cyber crime) atau istilah lainnya electronic vandalism. Hal tersebut perlu diwaspadai karena PNRI merupakan organisasi nirlaba yang produknya berupa informasi dan dokumentasi yang menyimpan keragaman dan kekayaan budaya bangsa tersimpan di basis data. Disisi lain, PNRI dituntut pro aktif menyebarkan koleksinya tersebut kepada khalayak sebagai bentuk pelayanannya. Sedangkan khalayak merupakan suatu komunitas plural yang mempunyai beragam motif dan kepentingan terhadap koleksi PNRI. Sehingga PNRI perlu selalu waspada untuk menghindari ekses negatif dari implementasi sistem terbuka (open acces) berbasis TIK. Artikel ini menguraikan ancaman eletronic vandalism terhadap keamanan sistem basis data serta penanganannya. Adapun jenis-jenis electronic vandalism akan diuraikan pada bab berikutnya.

B. Definisi Electronic Vandalism dan Jenis Ancamannya.

Electronic vandalism merupakan salah satu bentuk kejahatan maya (Cyber crime). Pengertian electronic vandalism sebagai berikut: “Computer crime is defined as criminal activity directly related to the use of computers, specifically illegal trespass into the computer system or database of another, manipulation or theft of stored or on-line data, or sabotage of equipment and data. Computer viruses are the
most prevalent forms of computer crimes”. (http://www.megaessays.com/viewpaper/15513.html). Pengertian tersebut menguraikan berbagai tindakan (berupa : penyusupan data, manipulasi data, pencurian data maupun sabotase pada seperangkat komputer) sebagai sebuah kejahatan maya. Sedangkan metodenya mempergunakan perangkat keras maupun lunak yang bekerja pada sistem computer.

Electronic vandalism muncul sebagai ekses dari menjamurnya komunitas maya dan kemudahan akses berkomunikasi melalui internet. Para Hacker secara leluasa melakukan aktivitasnya karena minimnya pengawasan pada dunia maya. Mereka melakukan hacking bermotifkan ekonomi maupun mencari popularitas semata. Modus yang mereka lakukan adalah: masuk kesebuah database dengan sebelumnya melumpuhkan sistem keamanan database tersebut, lalu menyabotase data yang mereka perlukan dan mereka mempergunakan data yang telah tercuri tersebut sesuai dengan keinginannya. Sehingga para hacker dapat berbelanja online dengan mempergunakan kartu kredit milik orang lain yang telah ia bajak.

Namun Hacker bukanlah salah satu ancaman dari electronic vandalism karena masih terdapat beberapa ancaman lainnya yakni : beredarnya software illegal yang dapat menyusup dan merusak system computer. Adapun jenis software tersebut adalah :

1. Ulat (Worm) merupakan program yang memepunyai kemampuan menggandakan diri namun tidak mempunyai kemampuan menempelkan dirinya pada suatu program. Dia hanya memanfaatkan ruang kosong pada memori computer untuk menggandakan diri. Sehingga memori komputer akan menjadi penuh dan system computer akan terhenti.

2. Bom Waktu merupakan istilah bagi suatu bagian program computer yang mempunyai kemampuan pengacauan dan perusakan pada suatu system computer berdasarkan kondisi yang telah diprogramkan didalamnya.

3. Pintu Jebakan merupakan program yang memepunyai kemampuan melumpuhkan system pengamanan suatu computer. Sehingga pembuat program dapat keluar masuk system tanpa harus melalui system pengamanan normal yang ditetapkan pada suatu sistem computer.

4. Kuda Troya (Trojan Horse) merupakan program yang didalamnya terdapat program laian yang berbahaya. Program Trojan yang berfungsi sebagai kamuflase dari virus tidak merusak. Namun sisipan program didalamnya yang patut diwasapadai. Trojan menyerang FAT, Directory dan boot record.

5. Virus (Komputer) merupakan istilah bagi suatu program kecil yang dapat memperbanyak dirinya sendiri. Virus merusak secara berlahan-lahan boot record, FAT, directory dari suatu media penyimpanan.

Dari kelima ancaman diatas maka Trojan Horse dan Virus merupakan software illegal yang patut diwaspadai. Karena keduanya mempunyai kemampuan menyusup dan merusak pada system. Dan keduanya mempunyai penyebaran secara cepat dan senyap (klandestain). Terlebih perpustakaan nasional yang telah merintis penerapan otomasi perpustakaan maka perlu kesiapan ekstra untuk mengantisipasi ancaman tersebut.

C. Mengenal Virus lebih dekat.

Istilah virus pada dunia komputer mengacu pada istilah yang sama pada biologi. Keduanya mempunyai kesamaan pada kemampuan merusak namun berbeda pada objek perusakannya dan metodenya. Karena proses membelah diri virus computer melibatkan peran manusia sebagai pengguna computer. Virus computer menyerang software namun tidak secara langsung merusak hardwarenya. Kerusakan sistem operasi yang disebabkan virus komputer akan berakibat fatal. Karena kerusakan tersebut membuat hilangnya data yang tersimpan pada system operasi tersebut.

Virus komputer dapat digolongkan berdasarkan karakteristiknya. Penggolongan virus menurut Tri Amperiyanto. (1992), sebagai berikut:

1. Berdasarkan sifat perusaknya maka virus digolongkan menjadi 3, yaitu: virus tidak berbahaya karena hanya memperlambat system computer dan mengeluarkan pesan sponsor; virus ganas karena virus ini memperlambat dan merusak system computer namun kerusakannya masih bisa diperbaiki; virus mematikan karena menyerang sistem computer sehingga menyebabkan kerusakan permanen.

2. Berdasarkan Tujuannya maka virus digolongkan menjadi 3, yaitu: popularitas karena pembuatan virus ini bertujuan mencari ketenaran bagi pembuatnya namun tidak membahayakan sistem; Sabotase karena pembuatannya bertujuan memanipulasi data secara kejam seperti: merusak disk atau menghapus data; Proteksi karena pembuatannya bertujuan melindungi suatu software tertentu dari upaya peng-copy-an secara illegal dari pihak lain. Virus ini berbahaya namun lambat penyebarannya.

3. Berdasarkan Sistem Operasinya maka virus terbagi menyesuaiakan system operasi computer yang saat ini tengah beredar dipasaran. Contohnya adalah: Virus Ms.Dos, virus Macintos dan seterusnya.

Jenis Ancaman 10 Besar Internet Global. Vendor keamanan Bit Defender merilis peringkat 10 besar program jahat yang paling umum dan paling menganggu berinternet. Seperti dikutip dari detik Net, Minggu (17/8) berikut 10 besar ancaman komputer yang paling umum pada bulan Juli 2008 beserta presentasenya :

Trojan>Clicker.Cm 6,63%
Trojan>Downloader.WMA.Wimad.N-4,49 %
Trojan.downloader.Wimad.A-2,91%
Trojan>Qhost.AKR-2,57%
Exploit>SWF.Gen-2,39%
Trojan.Swizzor.1-2,02%
Trojan.HTML.Zlob.W-1,92 %
Trojan.HRML>Zlob>AA1-73 %
Trojan>Autorun.TE-1,72 %
Trojan.FakeAlert.PP-1,67 %

Lainnya -71,97 %. Sembilan dari sepuluh ancaman adalah program jahat trojan dengan kelebihannya, sudah disamarkan dalam aplikasi yang nampaknya aman. Namun sekali terinstall, trojan bisa menimbulkan sejumlah kerusakan termasuk kemungkinan di ambil alihnya komputer korban oleh penjahat cyber.

D. Celah Masuknya Electronic Vandalism.

Berkomunikasi melalui jaringan internet menjadi sebuah kebutuhan penting saat ini. Fasilitas yang dimiliki berupa teleconference, chatting, email menjadikannya sebagai sarana komunikasi dan pertukaran data yang efektif. Sehingga menarik minat lembaga profit, non profit maunpun individu untuk menggunakannya sebagai saluran komunikasi. Internet menjadi kanal informasi terpadat.

Dibalik keunggulannya tersebut, saluran internet rentan gangguan atau dalam istilah komputer disebut hacking. Karena jaringan internet mempunyai titik kelemahan pada TCP 80 (port Hypertext TransferProtocol) dan TCP 443 (port Hypertext TransferProtocol over SSL). Kedua port tersebut merupakan pintu masuk para Hacker kedalam jaringan internet. Walaupun sistem pengamanan fire wall telah diaplikasikan pada sistem pengamanan jaringan internet. Namun para hacker dapat memanipulasi dan memanfaatkan kedua celah tersebut. Karena aplikasi fire wall telah menjadi bumerang pada sistem keamanan jaringan itu sendiri. Lalu lintas web wajib melewati fire wall sehingga HTTP dan HTTPS malah membiarkan penyerang-penyerang kebal dari segala efek fire wall. (Stuart McClure. Saumil Shah. Shroeraj Shah(2003)). Adapun penjelasan detailnya sebagai berikut :

Titik Lemah HTTP.

Worl Wide Web (www) merupakan susunan protokol-protokol yang bertindak sebagai polisi lalu lintas untuk internet. HTTP menjadi protokol yang paling banyak digunakan di internet. Setiap browser dan server saling berhubungan dan bertukar informasi pada protokol ini.
HTTP merupakan protokol request/respon yang memampukan komputer untuk slaing berkomunikasi secara efisien. Spesifikasi HTTP versi 1.1 merupakan perkembangan lebih lanjut dari spesifikasi asli yang ditemukan oleh Tim Bernerr Lee pada Maret 1990. Struktur umum URL HTTP 1.1 yang diluncurkan pada tahun 2001 sebagai berikut: http://host [”:” port][absolute.path[”?”query]]. Parameter – parameter yang melewati query (“:” ) merupakan inti dari semua aplikasi web. Dan merupakan salah satu jalan utama kesemua ruang. Script (”:”) merupakan kunci proses-proses script dan sasaran serangan para hacker.

 URL (Uniform Resources Locator).

URL merupakan sebuah mekanisme untuk mengenali sumber-sumber pada web, yakni: SSL dan server ftp termasuk layer aplikasi yang memuat request ke server web. Struktur umum URL adalah : protokol://server/path/to/resources ? parameter. Arsitektur protocol http menciptakan pen encode-an URL agar karakter-karakter non alfanumerik bisa dipakai pada string URL. Sehingga karakter-karakter alfanumerik dan simbol-simbol pada keyboard bisa digunakan. Namun pada web server tertentu bisa dimanipulasi dengan metode non standar dan pengkode-an karakter pada string URL. Dan 2 (dua) kelemahan web server yang paling signifikan menghasilkan kesalahan-kesalahan pada proses penguraian sandi (decode) URL.

Pada bulan Oktober 2000, IIS microsoft menemukan kelemahan pada jaringan internet yang disebut ”Bug Unicode”. Kelemahan tersebut merupakan ketidak mampuan peng-encode-an unicode legal dari karakter ”/”. Tanda tersebut memperbolehkan pengguna (user) untuk membuat URL meloncat dari salah satu direktori ke direktori lainnya dalam web dan memanggil perintah shell command (cmd.exe) didalam direktori sistem windows. Sehingga web server menngarahkan karakter-karakter unicode sebagai back slash. Selanjutnya melemahkan filltering web server yang normal dan memudahkan pengguna melewati 2 (dua) tingkat dierektori script. Pada kondisi normal, web server tidak akan memperbolehkan URL mengakses lokasi diluar direktori web. Singkatnya, kesalahan dalam penerapan mekanisme penguraian sandi URL akan membuka peluang bagi masuknya Hacker.

E. Proses Penularan Virus.

Pada dasarnya, virus tidak akan aktif sampai pengguna komputer menjalankan program yang telah terinfeksi. Proses penularan virus mempunyai karakteristik tersendiri. Seringkali pada saat kita sedang meng-copy atau mengunduh file tertentu di internet, kita tidak menyadari bahwa terdapat beberapa software illegal yang turut menginfiltrasi kedalam sistem operasi computer kita. Maupun ketika kita mengcopy data dari sebuah disket atau flashdish yang telah terinfeksi virus. Sedangkan pola penyebarannya terbagi atas beberapa cara, yaitu : virus yang menumpangi program yang ditulari (overwrite); virus yang tidak menumpangi program yang sedang ditulari. virus yang menumpangi program yang ditulari (overwrite).

E. Penanganan Electronic Vandalism.

Pola penanganan electronic vandalism terdiri atas 2 (dua) langkah, yakni :
 Pencegahan masuknya Hacker pada jaringan internet.

Keamanan database merupakan satu dari sekian banyak metodologi yang digunakan untuk menangkal Hacker. Pertama, administrator jaringan selalu meng-up to date patch. Serta menerapkan aturan fire wall yang ketat dengan memblokade port akses database pada TCP 1434 (MSQL) maupun TCP 1521-1530 (Oracle). Kedua, administrator jaringan senantiasa memeriksa tipe (integer) dan string setiap data yang masuk.Ketiga, Membuang Stored Procedure karena script –script yang kelihatannya tidak berbahaya. Ternyata bisa dimaipulasi oleh Hacker sebgai pintu masuk ke database. Keempat, Bila memungkinkan gunakan kode SQL yang sudah seringkali dipakai berulang-ulang ke Stored Procedure. Hal ini akan membatasi kode SQL yang telah diatur dalam file ASP dan mengurangi potensi manipulasi oleh Hacker pada proses validasi input. Selanjutnya, Gunakan enkripsi session built in.

 Pencegahan masuknya virus pada database.

Terdapat bebarapa langkah yang dapat digunakan untuk pencegahan masuknya virus pada database, yaitu : Pertama, Jalankan live up date antivirus secara teratur untuk mendapatkan program antivirus sedidi terbaru. Kedua, Jalankan antivirus secara auto protect untuk menghidnari virus yang menginfeksi. Ketiga, Berhati-hati dalam menerima email dari seseorang yang tidak dikenal. Keempat, Senantiasa menscan setiap kali sebelum menggunakan disket, flash disk ataupun CD. Selanjutnya, Senantiasa membac-up file secara teratur pada tempat yang aman.

Selain 2 (dua) tips diatas, terdapat beberapa cara menanggulangi virus yang dirangkum dari harian Timor Expres, 11 Agustus dan Kursor; 6 September 2008.

 Enam langkah membasmi virus Coolface MP3.

Varians virus “Mr. Coolface’ yang terdeteksi sebagai W32/Smallworm BZH menyebar lewat media Flash disk. Small Worm BZH menghapus file berekstensi MP3, INF dan VBS lalu membuat file duplikat dengan icon Windows Media Player.
Berikut langkah-langkah mengatasi virus Smallworm >BZH.
1. Putuskan hubungan komputer yang akan dibersihkan dengan jaringan.
2. Matikan ”system restore”selama proses pembersihan.
3. Matikan proses virus yang aktif dimemori. Untuk mematikan proses virus tersebut anda dapat menggunakan tools ”process explorer. Silahkan download di www.sysinternals.com.
4. Hapus string registery yang dibuat oleh virus. Untuk mempermudah proses penghapusan, silahkan salin script dibawa ini pada program notepad, kemudian simpan dengan nama repair.inf . Jalankan file tersebut dengan cara:

Klik kanan repair.inf
Klik install.
{version}
Signature=$Chichago$”
Provider=VaksincomOyee

[DefaultsInstall]
AddReg=UnhookRegkey
DelReg=del
[UnhookRegKey]

HKLM, Software\CLASSES\batfile\shell\open\command,,,”””%1’’%*”
HKLM, Software\CLASSES\comfile\shell\open\command,,,”””%1’’%*”
HKLM, Software\CLASSES\exefile\shell\open\command,,,”””%1’’%*”
HKLM, Software\CLASSES\piffile\shell\open\command,,,”””%1’’%*”
HKLM, Software\CLASSES\regfile\shell\open\command,,,”regedit.exe”%1”
HKLM, Software\CLASSES\scrfile\shell\open\command,,,”””%1’’%*”
HKLM, SOFTWARE\Microsoft\Windows NT\CurrentVersion\winlogon,Shell,0,”Explorer.exe”.
HKLM, SYSTEM\ControlSet001\controlSafeboot.AlternateShell,0,’cmd.exe”.
HKLM, SYSTEM\ControlSet002\controlSafeboot.AlternateShell,0,’cmd.exe”.
HKLM, SYSTEM\CurrentControlSet\control\Safeboot,AlternateShell,0,’cmd.exe”.
[del]
HKLM,SYSTEM\ControlSEt001\Service\Mr_CoolFace
HKLM,SYSTEM\ControlSEt002\Service\Mr_CoolFace
HKLM,SYSTEM\ControlSEt\Service\Mr_CoolFace

5. Hapus file induk dan file virus yang dibuat oleh virus.Untuk mempermudah proses penghapusan, silahkan gunakan”search windows”
6. Untuk pembersihan optimal dan mencegah infeksi ulang, lindungi komputer dan jaringan anda dengan antivirus yang mampu mendeteksi dan membasmi virus ini dengan baik.

 Lima langkah membasmi virus ‘Gadis Desa’,

Virus W32?Wayrip.A menyebar dengan menyamar sebagai file multimedia. Komputer yang terinfeksi virus ini salah satunya ditandai dnegan munculnya pesan Dari sang pembuat virus yang akan ditampilkan secara acak dalam bentuk pesan pop up. Salah satu aksinya yang dilakukan virus ini adalah mengubah nama penunjuk jam pada pojok kanan bawah komputer, dari nama AM dan PM menjadi riysha. Adapun cara membersihkannya sebagai berikut?
1. Matikan “system Restore” selama proses pembersihan (Windows ME/XP).
2. Matikan proses virus. Untuk mematikan proses virus anda dapat menggunakan tools KillVB. Silahkan download tools tersebut dialamat ini: http://www.compactbyte.com.
3. Hapus registrasi yang sudah dibuat/diubah oleh virus. Untuk menghapus registri silahkan download tool Fix Registry berikut :
http://www.4shared.com/file/58560496/cad010c5/FixRegistryhtml?PwdVerified=feea1094
4. Hapus file induk virus dengan cirri-ciri : ukuran 148 Kb; Icon mukltimedia; Ektensi Exe; Type file Application. Untuk mempermudah proses penghapusan, sebaiknya gunakan search dengan terlebih dahulu menampilkan file yang tersembunyi. Setelah file berhasil diitemukan, hapus file dengan cirri-ciri seperti diatas. Hapus juga file berikut pada root drive (c:atau d:\) : Pesene_seng-gawe. Htm (ukuran 22 Kb).
Xx pesene_seng_gawe.htm (ukuran 1 Kb),xx menunjukkan karakter acak.
Autorun.inf
C:\Puisi.txt
C:\ windows\Taskman.com
Untuk pembersihan optimal dan mencegah infeksi ulang, silahkan scan dengan antivirus yang sudah dapat mendeteksi dan membasmi virus ini. Sekian.

DAFTAR PUSTAKA

Http://Www.Megaessays.Com/Viewpaper/15513.Html. diunduh tanggal 1 Agustus 2008.
Kursor. Tanggal 6 September 2008.
Tri Amperiyanto. (1992). Cara Ampuh menyelamatkan data. Jakarta. Elexmedia Komputiondo.
TIMEX, Tanggal 11 Agustus 08
TIMEX, Tanggal 19 Agustus 08
Stuart McClure. Saumil Shah. Shroeraj Shah.(2003). Web Hacking = Serangan dan Pertahanan. Yogyakarta..Andi Offset.
Wahana Komputer. (2004). Mengenal virus dan penanggulangannya. Jogyakarta.Andi Offset.

*) Pustakawan Pelaksana pada Balai Penelitian Kehutanan Kupang.

Tuesday, October 03, 2006

Teknik Mengkonversi Data DBASE/ FOXBASE KE CDS/ISIS

Oleh:
B. Mustafa
Pustakawan Madya di Perpustakaan IPB

Adakalanya kita harus memindahkan data dari suatu basis data dengan perangkat lunak satu ke basis data dalam perangkat lunak lain. Hal ini dapat disebabkan karena kita mengganti perangkat lunak yang selama ini digunakan; atau kita memperoleh data dari luar untuk digabung dengan data kita, namun data yang datang menggunakan perangkat lunak yang berbeda dari yang digunakan selama ini. Dalam hal seperti ini untuk dapat menggunakan data baru yang diterima atau menggunakan perangkat lunak baru untuk data lama, maka kita harus melakukan suatu proses yang disebut konversi data. Konversi data dapat diartikan sebagai melakukan suatu proses manipulasi data sedemikian rupa sehingga data dapat digunakan lagi dengan menggunakan perangkat lunak lain yang berbeda.

Dalam tulisan ini akan diuraikan teknik konversi data dari basis data dalam perangkat lunak dBase atau FoxBase ke dalam basis data CDS/ISIS. Kedua perangkat lunak ini banyak digunakan di perpustakaan Indonesia. Perangkat lunak DBase dan FoxBase dengan beragam versinya dapat dikelompokkan ke dalam suastu jenis perangkat lunak yang serupa. Keduanya menghasilkan basis data dengan ekstensi DBF. Keduanya dalam lingkup sistem operasi DOS. Versi Windows dari kedua perangkat lunak ini pun ada. Namun tidak dibahas dalam tulisan ini, karena pada prinsipnya sama saja dalam hal konversi data ke CDS/ISIS.

Proses konversi data dari dBase/FoxBase memerlukan suatu program lain. Dalam tulisan ini akan digunakan program konversi DB3ISO.COM yang dibuat khusus untuk konversi ke CDS/ISIS dengan berpedoman pada standar petukaran data elektronik ISO 2709. Utility ini dapat didownload dari situs UNESCO atau hubungi penulis di alamat e-mail diatas.

Langkah-langkah untuk mengkonversi data yang dibuat dalam dBase atau FoxBase ke dalam basis data CDS/ISIS:
Periksa ruas-ruas (field) pada basis data dalam program dBase/FoxBase. Berkas yang perlu dilihat adalah berkas dengan ekstensi DBF. Sebagai contoh basis data yang akan dipindahkan adalah basis data mahasiswa (MHS.DBF) dalam FoxBase ke dalam basis data USER pada CDS/ISIS

Catat nama ruas dan urutannya. Misalnya nama ruas dan urutannya adalah sebagai berikut:

Ruas pertama adalah nomor mahasiswa dengan nama ruas NAMA
Ruas kedua adalah nama mahasiswa dengan nama ruas NO_MHS
Ruas ketiga dalah alamat mahasiswa dengan nama ruas ALAMAT
Ruas keempat adalah jurusan mahasiswa dengan nama JURUSAN
Ruas kelima adalah fakultas mahasiswa dengan nama ruas FAKULTAS

Sedangkan basis data USER dalam CDS/ISIS misalnya mempunyai struktur data sebagai berikut:

Ruas pertama adalah nomor mahasiswa dengan kode ruas (tengara atau TAG) 10
Ruas kedua adalah nama mahasiswa dengan kode ruas 20
Ruas ketiga adalah alamat mahasiswa dengan kode ruas 30
Ruas keempat adalah fakultas mahasiswa dengan kode ruas 40
Ruas kelima adalah jurusan mahasiswa dengan kode ruas 50

Nilai dari basis data dalam Foxbase yang akan dipindahkan adalah yang terdapat di dalam ruas NAMA, NO_MHS, ALAMAT dan FAKULTAS. Nilai dalam ruas JURUSAN tidak akan dipindahkan. Urutan setelah perpindahan ada sedikit perubahan, yaitu nilai yang terdapat pada ruas urutan pertama pada basis data FoxBase (NAMA) masuk ke dalam ruas urutan kedua pada basis data CDS/ISIS (NAMA atau TAG 20). Sebaliknya nilai yang terdapat pada ruas urutan kedua pada basis data FoxBase (NO_MHS) akan dipindahkan ke dalam ruas pertama pada basis data CDS/ISIS (ruas 10).

Untuk mengatur pemindahan data dengan syarat seperti pada langkah 4 diatas, perlu dibuat sebuah berkas berekstensi FST (misalnya PINDAH.FST) dengan menggunakan program EDITOR (misalnya EDIT di DOS atau NOTEPAD di Windows). Isi berkas itu misalnya adalah sebagai berikut:

10 0 V2
20 0 V1
30 0 V3
40 0 “^a”V5

Keterangan:

Baris pertama tertulis “10 0 V2” (angka SEPULUH lalu SPASI lalu angka NOL lalu tulisan V2).

Ini berarti bahwa ketika proses konversi dilakukan, maka nilai yang ada di dalam ruas kedua dari basis data dBase/FoxBase (nomor mahasiswa) akan dipindahkan ke dalam ruas 10 (nomor mahasiswa) pada basis data CDS/ISIS.

Baris kedua berarti nilai dalam ruas pertama (nama mahasiswa) dari basis data dBase/FoxBase akan dipindahkan ke ruas 20 (nama mahasiswa) pada basis data CDS/ISIS.

Baris ketiga berarti nilai dalam ruas ketiga (alamat) dari basis data dBase/FoxBase akan dipindahkan ke ruas 30 (alamat) pada basis data CDS/ISIS.

Sedangkan ruas keempat dari basis data dBase/FoxBase (jurusan) tidak dipindahkan ke basis data CDS/ISIS. Tetapi isi ruas kelima dari dBase/FoxBase akan dipindahkan ke ruas 40 (fakultas) dalam basis data CDS/ISIS, sambil ditambahkan tanda tundung a (^a).

Selanjutnya salin berkas PINDAH.FST ini ke dalam direktori yang sama dengan berkas program DB3ISO.COM dan berkas MHS.DBF. Misalnya di dalam direktori KONVERSI.
Sekarang jalankan program DB3ISO dengan mengetik DB3ISO lalu tekan ENTER
Tekan E untuk memulai proses konversi

Ketika ditanyakan nama basis data, ketik MHS.DBF lalu tekan ENTER
Ketika ditanyakan OUTPUT ISO FILE yang akan dihasilkan, ketik saja HASIL.ISO, lalu tekan ENTER

Ketika ditanyakan INPUT FST FILE, ketik PINDAH.FST lalu tekan ENTER
Ketika ditanyakan kode pembatas ruas (Field Delimitter), ketik saja # (hash) lalu tekan ENTER

Ketika ditanyakan kode pembatas cantuman (Record delimitter), ketik saja ~ (tilde) lalu tekan ENTER

Ketika ditanyakan mulai dari nomor berapa, tekan saja ENTER

Ketika ditanyakan nomor terakhir berapa, tekan saja ENTER

Ketika ditanyakan RENUMBER FROM, tekan saja ENTER

Lalu tekan X untuk KELUAR

Sekarang berkas HASIL.ISO sudah terbentuk di dalam direktori KONVERSI siap untuk diimporkan ke basis data USER pada CDS/ISIS.

Langkah selanjutnya adalah menjalankan program CDS/ISIS dan membuka basis data USER (yang akan menampung data Mahasiswa dari basis data MHS.DBF)

Lakukan proses impor data dalam CDS/ISIS seperti biasa. Nama berkas ISO yang akan diimpor adalah HASIL.ISO yang terletak di direktori KONVERSI.

Jangan lupa setelah selesai proses impor agar data dapat ditelusur, maka lakukan pengindeksan lengkap (Full).

Sesungguhnya data dari basis data yang dibuat dengan MS-ACCESS atau EXCEL dapat pula dikonversi ke dalam CDS/ISIS. Tekniknya sama saja dengan konversi data dari basis data dBase/FoxBase ke CDS/ISIS. Hanya saja data dari ACCESS atau EXCEL tersebut perlu di-save-as dulu ke dalam format DBF.

Monday, July 31, 2006

MEMBUAT PROGRAM BACK-UP SEDERHANA

Oleh:
Silvia Andriani
Mahasiswa Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM), Bandung

Kadang-kadang kita harus membuat berkas cadangan secara berkala. Hal ini mungkin harus dilakukan karena berkas-berkas yang dihasilkan dari pekerjaan kita berubah secara dinamis. Jika catu daya atau aliran listrik yang kita pakai sering bermasalah, maka kita harus selalu menyediakan berkas cadangan (back up) sesering mungkin. Hal ini untuk menjaga agar jika catu daya terputus dan berkas hasil kerja kita rusak, kita masih punya cadangan berkas yang bisa kita gunakan untuk menggantikan berkas kita yang rusak. Memang, berkas cadangan tersebut tidak persis sama dengan berkas yang hilang, namun setidak-tidaknya kita masih bisa menyelamatkan sebagian besar data kita yang ada dalam berkas tersebut.

Untuk membuat berkas tersebut biasanya kita melakukan perintah “copy” berkas (folder) dari drive tertentu ke drive tujuan tempat kita membuat berkas cadangan. Kita bisa bayangkan “ribet”nya jika kita melakukan perintah copy atau melakukan drag and drop dalam membuat berkas cadangan. Apalagi harus dilakukan berkali-kali. Untuk memudahkan pembuatan berkas cadangan tersebut kita dapat membuat program sederhana sebagai berikut:

  1. Jalankan Notepad melalui [Start] > [All Programs] > [Accessories] > [Notepad]
  2. Pada jendela utama Notepad, ketikkan perintah dengan format xcopy [direktori sumber] [direktori back up] /m /s /y (sebagai contoh: Jika kita ingin mem”back up” semua berkas yang ada di direktori bernama sumber di drive C dan kemudian ingin meletakkan di direktori back up drive D, maka kita dapat mengetikkan perintah xcopy c:\sumber\*.* d:\back up /m /s /y. Parameter /m berguna memberikan atribut archive pada semua file hasil back up. Parameter /s digunakan agar semua subfolder ikut di back up. Parameter /y digunakan untuk meniadakan semua konfirmasi yang dilakukan xcopy.
  3. Setelah mengetikkan perintah dengan benar, simpan perintah tersebut dengan cara meng”klik” menu [File] > [Save As...].
  4. Pada Save as type, pilih [All Files] dan isikan backup.bat sebagai nama berkas yang baru dibuat.
  5. Tekan tombol [Save] untuk menyimpan.

Saat ini kita hanya meng”klik” berkas backup.bat untuk membuat salinan berkas sebagai berkas cadangan. Untuk lebih memudahkan proses menyalin berkas tersebut kita dapat membuat Ikon yang dapat kita “klik” bila kita ingin membuat salinan berkas. Selamat mencoba. (Dari berbagai sumber)

Wednesday, June 28, 2006

Program Otomasi Untuk Meningkatkan Kinerja Perpustakaan

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.
[2]
rahman@ipb.ac.id; http://ar-saleh.blogspot.com
Pendahuluan
Perguruan tinggi merupakan salah satu subsistem dari sistem pendidikan nasional yang mempunyai tujuan menghasilkan karya-karya ilmiah dan tenaga ahli pada bidangnya untuk mengisi jaringan teknostruktur di masyarakat yang sedang melaksanakan pembangunan.
Perpustakaan perguruan tinggi pada hakekatnya adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu perguruan tinggi, yang bersama-sama dengan unit kerja lainnya, tetapi dengan peran yang berbeda, bertugas membantu perguruan tinggi dalam melaksanakan program tri dharma perguruan tinggi.
Tujuan diselenggarakannya perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk mendukung, memperlancar serta mempertinggi kualitas program kegiatan perguruan tinggi melalui pelayanan informasi yang meliputi antara lain: (a) pengumpulan informasi; (b) pelestarian informasi; (c) pengolahan informasi; (d) pemanfaatan informasi, dan ; (e) penyebarluasan informasi.
Tidak salah jika perpustakaan bagi suatu perguruan tinggi diibaratkan sebagai jantung. Jika ilmu diumpakan sebagai darah dalam tubuh kita dan tubuh kita merupakan sistem perguruan tinggi, maka perpustakaan bagi perguruan tinggi tersebut berfungsi sebagai jantung yang mengalirkan ilmu kepada anak didik melalui dosen sebagai pembuluh darahnya.
Lain dari pada itu, perpustakaan juga menjadi jembatan ilmu pengetahuan umat manusia masa lalu, masa kini dan masa depan sehingga perpustakaan mempunyai peranan yang strategis dan penting untuk turut berpartisipasi dalam mencerdaskan kehidupan umat manusia.
Fungsi Perpustakaan di Perguruan Tinggi

Attherton maupun Weisman mendefinisikan Perpustakaan sebagai salah satu jenis sistem informasi yang spesifik. Merupakan suatu kumpulan dokumen (dalam arti luas), yang terorganisasi, serta terpelihara untuk kepentingan rujukan dan bahan ajar. Untuk Perpustakaan Perguruan Tinggi definisi ini dapat diperluas mengingat fungsi dan tugas perpustakaan di perguruan tinggi lebih dari sekedar definisi tersebut. Perpustakaan Perguruan Tinggi harus didefinisikan sebagai berikut: sebagai salah satu jenis sistem informasi yang spesifik. Merupakan suatu kumpulan dokumen (dalam arti luas), yang terorganisasi, serta terpelihara untuk kepentingan rujukan dan bahan ajar. Selain melakukan fungsi-fungsi pengumpulan, pengolahan, serta layanan sirkulasi bahan perpustakaan, juga melakukan penciptaan, publikasi, serta disseminasi informasi. Bahkan perpustakaan juga melakukan pengumpulan rekaman hasil-hasil penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sejak perencanaan, sedang berjalan, hingga selesai. Dengan definisi demikian maka ruang lingkup kegiatan perpustakaan dapat menjadi lebih luas, misalnya:
1. Kegiatan-kegiatan yang berbasis pengelolaan perpustakaan dan/atau informasi.
2. Kegiatan-kegiatan yang berbasis publikasi.
3. Kegiatan-kegiatan yang mengarah ke pengembangan sistem.
4. Kegiatan-kegiatan preservasi informasi
5. Kegiatan-kegiatan yang berbasis layanan informasi
6. Kegiatan-kegiatan analisis data dan hubungan dengan pemakai, dan
7. Kegiatan-kegitan yang bersifat peningkatan mutu SDM
Dengan definisi seperti tersebut maka dapat diturunkan fungsi seperti berikut:
1. Sebagai pusat sistem belajar mengajar bagi sivitas akademika perguruan tinggi yang bersangkutan sehingga menghasilkan lulusan yang bermutu tinggi.
2. Sebagai tempat terselenggaranya penelitian bagi sivitas akademika perguruan tinggi sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi dapat berkembang dengan baik.
3. Sebagai sarana untuk kerjasama dengan pihak-pihak luar perguruan tinggi dalam pengumpulan, pengolahan serta penyebarluasan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Sebagai sarana untuk mengakses informasi baik di dalam kampus maupun luar kampus, bahkan luar negeri.
5. Sebagai sarana untuk pemanfaatan koleksi secara bersama dengan perpustakaan lain sehingga memperlancar pencarian maupun penyebaran informasi.
Manfaat Otomasi di Perpustakaan
Dengan fuungsi yang amat luas tersebut maka perpustakaan harus dibantu dengan teknologi, dalam hal ini adalah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Ada beberapa alasan yang menjadi sebab kita mengintroduksi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di perpustakaan yaitu:
1. Tuntutan terhadap kuantitas dan kualitas layanan perpustakaan
Tuntutan pemakai perpustakaan saat ini sangat beragam. Pemakai datang ke perpustakaan selain perlu layanan peminjaman buku, ia juga mencari layanan-layanan lain seperti layanan audio-visual, layanan internet, layanan multimedia, dan lain-lain. Selain itu pemakai menginginkan layanan aktif perpustakaan berupa layanan informasi terbaru (current awareness services), layanan informasi terseleksi (selective dissemination of information), layanan penelusuran secara online, layanan penelusuran dengan CD-ROM dan lain-lain. Selain jumlah layanan yang makin beragam, kualitas layanannyapun semakin dituntut untuk lebih baik. Jawaban seperti "informasi yang anda cari tidak ada di perpustakaan kami" tidak lagi cukup. Pustakawan harus bisa memberi jawaban yang lebih memuaskan, misalnya dengan memberi alternatif informasi/artikel atau menunjukkan dimana informasi/artikel tersebut dapat diperoleh. Bahkan pustakawan dituntut untuk dapat membantu memperoleh artikel atau informasi yang dibutuhkan oleh pemakainya sekalipun harus mendapatkannya di perpustakaan lain baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Dalam rangka peningkatan mutu dan jumlah jenis layanan inilah TIK memegang peranan yang sangat penting.
2. Tuntutan terhadap penggunaan koleksi secara bersama
Seperti kita ketahui tidak ada satu perpustakaanpun di dunia ini yang bisa memenuhi koleksinya sendiri, maka setiap perpustakaan akan saling membutuhkan koleksi perpustakaan lain dalam rangka memberikan layanan yang memuaskan kepada pemakainya. Oleh karena itu penggunaan bersama koleksi perpustakaan sangat membatu dalam memberikan pelayanan terutama bagi perpustakaan-perpustakaan kecil yang koleksinya sangat lemah. Program penggunaan koleksi secara bersama ini dapat berjalan dengan baik apabila setiap perpustakaan dapat memberikan informasi apa yang dimiliki oleh perpustakaannya masing-masing. Peran katalog induk atau union catalog sangat besar dalam menyukseskan program penggunaan koleksi secara bersama ini. Katalog induk yang baik adalah katalog induk yang secara rutin isinya selalu diperbaharui. Disinilah TIK sangat berperan dalam mempercepat pembaharuan isi (updating) dari katalog induk ini. Bahkan dengan kemajuan TIK saat ini katalog (online) masing-masing perpustakaan dimungkinkan untuk diakses walaupun letak servernya terpisah (distributed server).
3. Kebutuhan untuk mengefektifkan sumberdaya manusia
Sudah cukup lama pemerintah menerapkan kebijaksanaan "zero growth" untuk pegawai negeri. Hasil dari kebijakan pemerintah ini adalah semakin berkurangnya tenaga kerja di perpustakaan. Untuk mempertahankan mutu pelayanan perpustakaan dimana SDM semakin berkurang maka kita dapat mengandalkan teknologi informasi dan komunikasi. Untuk melayani peminjaman bahan pustaka yang tadinya diperlukan lima sampai enam orang, dapat digantikan dengan satu unit komputer yang dioperasikan oleh satu orang saja. Tenaga kerja yang lain dapat dialokasikan untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan lain. Dengan efisiensi tenaga seperti ini maka perpustakaan dapat memikirkan dan mengalokasikan stafnya dalam menyelenggarakan layanan-layanan lain yang dapat diberikan kepada pemakai.
4. Tuntutan terhadap efisiensi waktu
Dulu pemakai mungkin puas dengan layanan penelusuran artikel bila artikel-artikel dapat ditemukan sekalipun layanan tersebut memakan waktu sampai berminggu-minggu. Sekarang pemakai mungkin menuntut layanan tersebut hampir instan. Saat ini pertanyaan diajukan, saat itu pula jawaban diharapkan bisa diterima. Layanan yang demikian ini bisa dipenuhi hanya dengan bantuan TIK. Pemakai dapat mengakses keberadaan informasi yang dibutuhkannya melalui internet dan kemudian mengirimkan permintaannya melalui elektronik mail (e-mail) yang pada saat itu pula dapat diterima oleh perpustakaan. Kemudian petugas perpustakaan mengirim informasi yang diimintanya kepada si penanya dengan menggunakan e-mail yang dalam waktu relatif singkat dapat diterima oleh si penanya. Bahkan untuk beberapa jenis koleksi tertentu yang informasinya disediakan dalam bentuk digital di web, pemakai dapat langsung men”download” sendiri informasi yang dibutuhkannya tersebut.
5. Keragaman informasi yang dikelola
Informasi yang ada di perpustakaan saat ini tidak hanya terbatas kepada buku dan jurnal ilmiah saja. Informasi-informasi lain seperti audio visual, multimedia, bahan mikro, media optik dan CD dan DVD serta multimedia, dan bahkan layanan-layanan berbasis web seperti katalog online, portal dan lain-lain saat ini juga dilayankan oleh perpustakaan. Banyak koleksi perpustakaan yang harus di baca dengan menggunakan teknologi komputer. Selain itu untuk mengelola informasi yang sangat beragam tersebut diperlukan bantuan alat terutama TIK.
Perpustakaan Terbuka vs Perpustakaan Tertutup
Penyelenggaraan layanan perpustakaan secara konvensional dilakukan dengan cara closed space oriented system. Artinya perpustakaan ini mengenal gedung, rak dan koleksi buku yang secara fisik dapat dilihat, petugas yang melayani dan sebagainya. Pengguna yang ingin memanfaatkan koleksi perpustakaan ini harus datang ke perustakaan pada waktu yang telah ditentukan. Selain itu petugas yang melayani harus bersiaga setiap saat. Apabila pengguna tidak bisa datang ke perpustakaan, maka dia tidak akan dapat memanfaatkan layanan perpustakaan. Apabila pengguna bisa datang, namun tidak pada waktu jam buka perpustakaan, maka dia juga tidak akan mendapatkan layanan perpustakaan. Begitu juga, misalnya pengguna datang ke perpustakaan pada waktu yang tepat, namun petugas sedang berhalangan, maka diapun tidak akan dapat memanfaatkan layanan perpustakaan. Dengan kata lain, perpustakaan yang diselenggarakan secara konvensional dalam melayani penggunanya dibatasi oleh ruang dan waktu.
Sebaliknya, layanan perpustakaan dengan bantuan TIK (dalam hal ini yang dikenal dengan digital/virtual library) dilakukan dengan cara open space oriented system. Artinya, layanan perpustakaan tersebut bisa tersedia 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu tanpa jeda. Pengguna perpustakaan dapat memperoleh layanan dari mana saja dan kapan saja. Pengguna dapat mengakses bahan perpustakaan yang ada perpustakaan (digital) tanpa harus datang secara fisik ke perpustakaan. Ia dapat memanfaatkan layanan ini sekalipun perpustakaan secara fisik sudah tutup, atau petugas yang layanan tidak ada di tempat. Layanan perpustakaan yang demikian dikatakan layanan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu atau yang lebih dikenal dengan library without walls.
Namun demikian, untuk saat ini layanan perpustakaan, khususnya di Indonesia, belum dapat sepenuhnya melakukan layanan dengan cara open space oriented system. Masih harus dikombinasi dengan cara closed space oriented system. Beberapa layanan dapat diberikan dengan cara open space oriented system seperti OPAC atau Online Public Access Catalogue, perpanjangan peminjaman secara online (remote renewal service), layanan informasi teks lengkap untuk koleksi lokal, dan lain-lain. Sedangkan layanan koleksi konvensional seperti peminjaman bahan-bahan perpustakaan seperti buku, jurnal tercetak dan lain-lain tetap dilakukan dengan cara close space oriented system, dimana pengguna harus datang ke perpustakaan untuk melakukan transaksi pelayanan.
Layanan Perpustakaan berbasis TIK
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau dalam Bahasa Inggris dikenal dengan istilah ICT (Information and Communication Technology) adalah perpaduan perangkat keras dan perangkat lunak yang memungkinkan kita dapat membuat, mengumpulkan, mengorganisasikan serta mengkomunikasikan informasi dalam bentuk atau format digital dan multimedia untuk tujuan tertentu.

Hampir semua kantor ataupun unit baik pemerintah maupun swasta tidak ketinggalan dalam hal penerapan TIK ini. Demikian juga perpustakaanpun tidak mau ketinggalan dalam pemanfaatan TIK, karena dengan TIK ini perpustakaan dapat memberikan layanan dengan mudah, cepat dan efisien serta dengan jangkauan pelayanan yang lebih luas. Dengan kata lain kita bisa melakukan disseminasi informasi dengan jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan kalau kita melakukannya dengan cara konvensional. Beberapa layanan yang akan sangat meningkat di perpustakaan apabila menggunakan komputer (terotomasi) antara lain adalah sebagai berikut:
1. Katalog Online
Katalog online atau dikenal juga dengan nama OPAC adalah sistem katalog perpustakaan yang menggunakan komputer. Pangkalan datanya biasanya dirancang dan dibuat sendiri oleh perpustakaan baik menggunakan perangkat lunak buatan sendiri, maupun menggunakan perangkat lunak komersial. Sesuai dengan namanya katalog online ini berfungsi seperti layaknya sebuah katalog yaitu sebagai sarana penelusuran koleksi milik suatu perpustakaan. Katalog ini memberikan informasi bibliografis serta lokasi suatu buku di perpustakaan. Katalog online merupakan suatu terobosan yang luar biasa di bidang kepustakawanan karena dapat memberikan titik cari (access point) dari segala aspek pendekatan pada data katalog. Pada katalog konvensional kita tidak akan dapat mencari suatu entri katalog dari penerbit, tahun terbit, atau bahkan dari kata yang ada pada judul (selain kata pada urutan pertama). Semua pendekatan dapat dilakukan pada katalog online, bahkan kita bisa mencari melalui dua kata yang ada pada judul dengan jarak kata tertentu (adjecent).
Pada perkembangan selanjutnya melalui OPAC berbasis web pengguna dapat menelusur koleksi perpustakaan berupa metadata maupun fulltextnya. Selain itu melalui OPAC status keberadaan koleksi dapat diketahui, apakah sedang ada di perpustakaan atau sedang dipinjam oleh pengguna lain. Melalui OPAC pengguna dapat pula melakukan perpanjangan masa peminjaman (remote transaction). Disamping itu pengguna yang ingin memesan dokumen yang sedang dipinjam pengguna lain, dapat melakukan reservasi terhadap dokumen tersebut.
2. Katalogisasi dan Klasifikasi
Katalogisasi dan klasifikasi merupakan pekerjaan yang memerlukan ekspertis tinggi. Di negara maju kataloger dan klasifier mempunyai gaji yang sangat tinggi. Di Indonesia pustakawan yang bertugas di bagian katalogisasi dan klasifikasi memerlukan pendidikan khusus seperti diploma ataupun sarjana perpustakaan. Apabila sejumlah perpustakaan besar melakukan katalogisasi dan klasifikasi dengan bantuan TIK dan katalognya dipublikasi di web, maka perpustakaan yang lebih kecil sesungguhnya bisa memanfaatkannya, sehingga perpustakaan yang lebih kecil tadi tidak perlu menggaji seorang kataloger dan klasifier. Teknik ini dikenal dengan copy cataloging. Di negara maju copy cataloging seperti ini banyak dilakukan seperti copy cataloging ke OCLC di Amerika Serikat, ke BLCMP di Inggris, atau ke BIBLIOFILE di Australia. Dengan copy cataloging selain kita menghemat tenaga (ahli), kita juga dapat melakukan standarisasi katalog sehingga keragaman katalog untuk suatu judul buku yang sama dapat dihindari.
3. Sirkulasi
Salah satu layanan pokok dari perpustakaan adalah layanan sirkulasi. Pada layanan ini sekurang-kurangnya dilakukan pencatatan seperti peminjaman koleksi, pengembalian pinjaman, perpanjangan pinjaman, denda, dan statistik layanan. Dengan cara konvensional untuk melayani satu transaksi peminjaman koleksi diperlukan sekurang-kurangnya tiga sampai lima menit. Ini belum termasuk penghitungan statistik layanan. Dengan bantuan TIK, waktu yang diperlukan untuk melakukan layanan peminjaman ini sangat singkat yaitu kurang dari 15 detik. Dengan demikian sebuah perpustakaan dapat melakukan penghematan anggaran (dengan mempekerjakan pegawai yang lebih sedikit) sekaligus memberikan kepuasan layanan kepada pengguna perpustakaan. Selain itu dengan bantuan TIK sekarang dimungkinkan untuk melakukan transaksi jarak jauh, misalnya untuk memperpanjang waktu peminjaman atau melakukan reservasi peminjaman, pemakai tidak perlu datang ke perpustakaan, tetapi bisa dilakukan via internet.
4. Layanan Informasi Mutakhir dan Layanan Informasi Terseleksi
Layanan ini biasanya diberikan oleh suatu perpustakaan. Perpustakaan memberikan layanan informasi secara aktif berupa layanan informasi mutakhir (current awereness services/ CAS) maupun layanan informasi terseleksi (selective dissemination of information/ SDI). Pelayanan informasi mutakhir adalah pelayanan perpustakaan dimana perpustakaan menyediakan informasi terbaru sering tanpa batas-batas subyek tertentu selain hanya kemutakhiran itu sendiri. Sedangkan pelayanan informasi terseleksi merupakan pelayanan perpustakaan dimana perpustakaan menyediakan informasi yang sesuai dengan minat dan bidang ilmu pengguna yang menjadi pelanggannya. Didalam melakukan layanan CAS dan SDI ini diperlukan waktu yang sangat banyak dan kesabaran yang tinggi terutama SDI karena petugas harus melakukan pemilihan pustaka sesuai dengan profil minat pengguna setiap ada informasi datang. Dengan bantuan komputer maka layanan CAS dan SDI dapat dipermudah dan dipersingkat. Petugas hanya melakukan input ke pangkalan data setiap ada informasi baru datang. Tugas untuk pemilihan informasi yang sesuai dengan profil minat pengguna (yang sudah diinput sebelumnya) diserahkan kepada komputer. Pemakai hanya mengakses informasi tersebut melalui internet baik dari rumah, kantor, maupun dari tempat-tempat lain seperti warnet dan lain-lain.
Satu cara untuk membentuk sistem elektronik untuk informasi kilat adalah untuk mendirikan apa yang disebut mailing list. Fungsi atau tujuan mailing list ini mungkin untuk tempat berdiskusi bagi sekelompok orang-orang tertentu, namun demikian mailing list ini dapat juga digunakan untuk penyebaran informasi. Seorang pustakawan mungkin ingin mengirim daftar isi dari beberapa jurnal tertentu kepada beberapa ilmuwan setiap bulan. Pustakawan itu akan membuat daftar dari alamat e-mail dari ilmuwan-ilmuwan dan perpustakaan akan menciptakan semacam mailing list. Mailing list juga dapat digunakan untuk penyebaran informasi yang selektif. Pustakawan dapat mencari situs internet yang relevan secara rutin dan jika ada sesuatu yang menarik dari grup mailing list, mereka dapat mengirimnya melalui e-mail. Dengan mailing list, pustakawan hanya perlu mengirim artikel sekali saja, dan akan menjangkau semua orang yang ada di daftarnya.
5. Penelusuran Informasi Lengkap dan Multimedia
Dengan TIK yang semakin maju seperti sekarang ini sangat dimungkinkan bagi perpustakaan untuk menyediakan layanan informasi lengkap (fulltext), bahkan dalam bentuk multimedia. Dengan teknik hypertext kita bisa menampilkan layanan fulltext yang bisa dihubungkan dengan bebas ke baik teks lain maupun gambar dan animasi. Saat ini dengan mudah kita jumpai ensiklopedi yang disimpan di internet dan bisa kita akses informasinya. Artikel yang ada dalam di internet tersebut selain menampilkan teks lengkap juga dapat menampilkan animasi (seperti gerakan melompat seekor harimau) serta suara (auman seekor singa).
6. Penelusuran Bibliografi dan abstraks
Seperti pada katalog online pengguna bisa mendapatkan layanan berupa data bibliografi buku maupun artikel jurnal ilmiah. Bahkan tidak hanya bibliografinya saja, melainkan dengan ringkasan (abstraks) dari dokumen aslinya. Dengan layanan seperti ini pengguna dapat menyeleksi dokumen yang akan dibaca maupun dokumen yang tidak perlu dibaca sehingga pengguna dapat menghemat waktu didalam menelaah informasi yang dibutuhkannya. Dengan bantuan seperti ini akan menjadi sangat efektif dan dapat dilakukan dengan cepat dan dengan fleksibilitas yang sangat tinggi karena pangkalan data berbasis komputer ini memberikan kemungkinan pendekatan dari berbagai aspek sebagai titik temu (multiple approach). Penggunaan operator Boolean dapat memberikan kombinasi penelusuran penelusuran yang sangat luas, sehingga pengguna dapat mengatur hasil penelusurannya sesuai dengan yang diinginkan.
7. Rujukan (Reference)
Pelayanan rujukan adalah memberikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan pemakai perpustakaan. Pertanyaan yang berhubungan dengan skripsi atau laporan (”Saya perlu suatu daftar artikel mengenai “perkembangan ekonomi Indonesia pasca krisis”; ”Saya perlu artikel mengenai keselamatan tenaga nuklir”) adalah sangat rumit. Sebagian pertanyaan lainnya memerlukan jawaban berupa satu kalimat tapi belum tentu lebih mudah untuk menjawabnya. Bahkan mungkin saja ada pertanyaan yang sangat sulit dijawab oleh pustakawan. Adalah tugas seorang pustakawan untuk menjawab setiap pertanyaan sebaik-baiknya.
Salah satu cara untuk menemukan jawaban dari pertanyaan referensi adalah mencarinya di World Wide Web. Ini sering menjadi pekerjaan yang menakutkan karena informasi yang tersedia banyak dan kualitas dari indexing tidak seimbang. Tapi, sesudah pustakawan mengetahui sumber-sumber yang sering dipakai di perpustakaannya, pustakawan itu pasti akan ketemu banyak informasi yang relevan. Satu cara adalah untuk melokasi dua atau lebih dari index internet yang terlengkap atau terbesar. Beberapa institusi besar telah memasang halaman Web yang saling berhubungan dengan halaman-halaman lainnya (semacam portal). Dengan bentuk ini sangat berguna untuk membantu pencari data lainnya.
Telah ada beberapa situs yang dimiliki organisasi-organisasi Indonesia atau dekat Indonesia. Biro Pusat Statistik telah membuat sebuah situs yang menyediakan jalan masuk ke statistik yang paling baru di beberapa topik. Banyak departemen pemerintah, bank-bank dan organisasi-organisasi lain membuat homepage dan menghubungkan ke informasi database yang berguna. Satu index untuk situs Indonesia adalah Jendela Indonesia (
http://www.iit.edu/~indonesia/jendela/.
Bentuk lain dari sumber-sumber full-text yang dapat ditemukan di Internet adalah kamus (misalnya, seleksi dari kamus bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya dari Oxford di situs dinamai Dictionaries and Refernce Works. Beberapa kamus untuk para spesialis juga ada, seperti FOLDOC (Free Online Dictionary of Computing).
8. Penelusuran Artikel Jurnal
Artikel jurnal merupakan informasi primer yang sangat penting terutama bagi peneliti dan dosen. Oleh karena itu keberadaannya di perpustakaan perguruan tinggi sangat diharapkan. Namun, jika sebuah perpustakaan tidak berlangganan jurnal tertentu, mereka masih dapat memperolehnya dari Internet. Salah satu index ke artikel jurnal yang terkenal disebut Uncover (http://www.uncoverthenet.com/). Setiap orang dapat menelusuri index itu tanpa bayaran tetapi harus membayar untuk fotokopi dari jurnal tersebut.
Artikel-artikel itu dapat dipesan langsung melalui online dan dapat dikirim kepada yang membutuhkan melalui fax, e-mail atau surat biasa. Kadang-kadang kartu kredit harus digunakan untuk transaksi semacam ini, kecuali perpustakaan membuka account khusus untuk penyedia data. Dengan bayar biaya pendaftaran, seorang spesialis subyek tertentu dapat mendaftar untuk menerima daftar isi jurnal dari topik itu (automatic current awareness). Untuk pengguna perpustakaan tanpa akses ke Internet di rumah mereka, perpustakaan dapat mendaftarkan dan memberi daftar isi jurnal kepada anggota yang berhak sebagai pelayanan tambahan.
Prospek Otomasi Perpustakaan
Selain untuk administrasi dan layanan sehari-hari (library housekeeping) maka komputer dapat juga digunakan untuk akses ke sumber informasi yang ada di situs internet. Perpustakaan sebagai tempat untuk mendapatkan informasi seharusnya menyediakan fasilitas ini. Dengan ketersediaan layanan internet ini sesungguhnya perpustakaan telah menembus batas-batas layanan konvensional. Menurut Onno W. Purbo, seorang pakar internet, konsep layanan perpustakaan yang biasanya merupakan tempat yang menyediakan buku-buku, dengan dibantu oleh TIK dan internet dapat dengan mudah berubah menjadi perpustakaan yang agresif dalam berinteraksi dengan penggunanya. Beberapa konsekuensi dengan adanya internet di perpustakaan adalah:
1. Sumber ilmu pengetahuan yang biasanya terbatas ada di perpustakaan di sekolah/ universitas lokal menjadi tidak terbatas dengan adanya akses ke internet.
2. Buku, laporan penelitian dan berbagai hal yang umumnya sangat terbatas ada di perpustakaan lokal menjadi tidak terbatas karena dapat dicari di berbagai perpustakaan yang ada di internet.
3. Perpustakaan tidak lagi terbatas pada koleksi buku/ informasi, akan tetapi menjadi pusat disseminasi informasi maupun pangkalan data penelitian dan aktifitas yang ada di universitas tersebut.
Koleksi rujukan seperti ensiklopedi dan lain-lain saat ini banyak ditemukan dalam bentuk digital yang dapat diakses melalui internet, selain tentunya didisseminasikan melalui bentuk CD-ROM. Sebagai contoh kita dapat mengakses ensiklopedi terkenal seperti Encyclopedia Britannica melalui situs
http://www.eb.com/eb.html. Salah satu kelebihan ensiklopedi dalam bentuk digital adalah kemampuannya menampilkan multimedia sehingga gambar bergerak maupun suara dapat disajikan kepada pembaca. Ini yang tidak dimiliki oleh publikasi tercetak.
Koleksi lain yang sering kita dapatkan dalam internet adalah koleksi jurnal ilmiah. Padahal, sering sekali terdengar salah satu keluhan dari perpustakaan, khususnya perpustakaan perguruan tinggi dan perpustakaan lembaga penelitian dimana majalah ilmiah merupakan sumber informasi penting, adalah kurangnya dana untuk melanggan jurnal ilmiah. Disamping karena dananya yang tidak memadai, harganya yang mahal, juga karena prosedur pembeliannya yang susah. Dengan adanya jurnal ilmiah di internet sebenarnya masalah ini ditanggulangi atau setidak-tidaknya bisa dikurangi. Di internet terdapat banyak sekali judul jurnal ilmiah yang dapat diakses.
Peralatan yang diperlukan
Mendengar kata komputer kita sering berpikir bahwa peralatan ini adalah peralatan canggih dan sangat mahal. Padahal seringkali komputer ini tidak lebih mahal dari sekedar pesawat televisi. Saking berpikir bahwa komputer ini mahal seringkali kita tidak terpikir untuk memanfaatkannya apalagi memilikinya. Untuk mengetahui apasaja yang diperlukan dalam pengembangan sistem otomasi perpustakaan berikut ini adalah daftar kebutuhan yang diperlukan dalam melaksanakan otomasi perpustakaan.
Perangkat keras yang biasa kita gunakan dalam otomasi perpustakaan antara lain adalah:
1. Komputer yang terdiri dari Central Processing Unit (CPU), monitor, input device (seperti keyboard, scanner dll.), output device seperti printer, memori, media penyimpan data dan sebagainya. Harga komputer ini sangat bervariasi tergantung kepada spesifikasi dan pabrik yang membuatnya. Kita sebenarnya bisa mendapatkan satu unit komputer lengkap dengan spesifikasi pentium I dengan RAM 64 MB dan harddisk 1 GB seharga Cuma 750 ribu. Komputer dengan spesifikasi demikian masih cukup bagus untuk aplikasi administrasi perpustakaan dan perkantoran.
2. Perangkat komunikasi seperti saluran telepon, radio, satelit dan sebagainya. Perangkat komunikasi ini diperlukan bila kita ingin melakukan akses ke internet sehingga kita bisa bertukar data dan layanan dengan perpustakaan lain secara cepat. Sebagian dari kita juga sering membayangkan bahwa internet itu adalah dunianya orang kaya dan pintar. Padahal internet itu tidak lebih dari sekedar komunikasi biasa seperti layaknya kita berhubungan dengan telepon. Bedanya kalau ditelepon orang yang berbicara dengan orang lain di ujung, sedangkan di internet komputer yang berbicara dengan komputer lain di ujung “telepon”.
Perangkat keras tadi belum bisa kita gunakan tanpa adanya perangkat lunak yang mengontrol dan memerintah perangkat keras. Perangkat lunak yang diperlukan adalah program-program komputer yang sesuai dengan kebutuhan kita. Beberapa contoh dapat kita sebut seperti:
1. CDS/ISIS dan WINISIS adalah program komputer untuk basis data perpustakaan (masih banyak lagi perangkat lunak komersial seperti Dynix, Libertas, Geac, TinLib, PC-file, NCI Bookman, SIPISIS, Spektra, Laser, Adonis dan lain-lain).
2. Dbase, Foxbase, MS-Access adalah program untuk basis data umum terutama untuk tujuan pengolahan data.
3. MS Word untuk pengolah kata atau mengetik naskah.
4. Lotus atau Excell adalah program untuk spreadsheet atau membuat tabel dan perhitungan angka.
5. Adobe Acrobat adalah perangkat lunak untuk membuat dokumen digital dalam format PDF.
6. ISISONLINE adalah perangkat lunak interface untuk membaca pangkalan data CDS/ISIS dan/atau WINISIS melalui internet.
7. Dsb.
Sumberdaya Manusia
Selain hardware dan software dalam mengembangkan sistem otomasi perpustakaan kita juga harus memperhitungkan brainware atau sumberdaya manusia. Banyak perpustakaan yang memiliki dana cukup untuk membeli hardware dan software namun lupa menyiapkan SDM yang memenuhi syarat untuk mengembangkan sistem otomasi perpustakaan, sehingga program otomasi perpustakaan yang mereka cita-citakan tidak dapat dilakukan dengan baik. SDM yang diperlukan oleh perpustakaan untuk mengembangkan sistem otomasi perpustakaan ini minimal adalah mereka yang memiliki dasar-dasar komputer yang kuat seperti penguasaan terhadap sistem operasi komputer (operating system) seperti DOS, Windows bahkan lebih baik lagi kalau dia mengetahui linux dan sistem operasi yang lain. Dia juga sedikitnya harus menguasai perangkat lunak pengolah kata (seperti MS Word, star-office atau yang lain). Lebih baik lagi kalau SDM ini menguasai atau minimal mengerti teknologi sistem operasi Local Area Network (LAN) seperti Novell, Windows NT, Windows-2000 server, Windows-2003 server dan lain-lain. Dengan pengetahuan serta penguasaan teknologi seperti itu, maka program otomasi perpustakaan tersebut dapat dipastikan akan berjalan dengan baik.
Penutup
Tidak dapat disangkal lagi bahwa penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya untuk program otomasi perpustakaan dapat meningkatkan kinerja perpustakaan. Hal ini karena introduksi TIK di perpustakaan dapat mempercepat layanan, meningkatkan efisiensi layanan, menghemat SDM, memperluas jangkauan layanan, memperpanjang waktu layanan, menghemat biaya, dan memperbanyak jenis layanan. Oleh karena itu perpustakaan yang belum memperkenalkan TIK didalam melakukan layanan, sudah saatnya mulai memanfaatkan TIK untuk membantu melakukan layanan. Penggunaan TIK ini harus dimulai secara bertahap dan dimulai dari yang paling strategis. Dengan membuktikan bahwa layanan berbasis TIK dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi layanan serta menghemat biaya, maka saya yakin manajemen akan memperhatikan kebutuhan perpustakaan dalam mengembangkan sistem layanannya.

Daftar Bacaan
Campbell, Jane. Internet dalam Perpustakaan : bagaimana perpustakaan dapat tetap berada di depan (in the forefront) dalam zaman informasi. Makalah disampaikan pada tanggal 9 Oktober 1997 di Institut Pertanian Bogor.
Purbo, Onno W. Jaringan Informasi Iptek: visi dunia pendidikan tinggi. Makalah lepas.
Purbo, Onno W. Teknologi Informasi dan Internet, Wahana Berpacu di Era Mendatang. Makalah lepas.
Rahardjo, Arlinah I. Teknologi Informasi: Ancaman Ataukah Peluang Bagi Profesi Pustakawan Indonesia. Makalah pada kongres IPI ke VII, Jakarta 1995.
Saleh, Abdul R. Strategi Penerapan Teknologi Informasi (Digital Library) di Perpustakaan dan Pusat Informasi. Makalah dibawakan pada acara Studium General Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Pajajaran tanggal 7 Maret 2006 di Kampus UNPAD Jatinangor, Sumedang.
Saleh, Abdul R. Perpustakaan Digital Tantangan dan Prospek Pengembangannya bagi perpustakaan. Makalah dibawakan pada Seminar Nasional Ikatan Pustakawan Indonesia, Pengurus Daerah Jawa Barat, di Hotel Horison, Bandung pada tanggal 30 Agustus 2005.
Saleh, Abdul R. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Peningkatan Kerjasama antar Perpustakaan Perguruan Tinggi. Makalah dibawakan pada Acara Seminar Ilmiah dan Pembentukan Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Provinsi Jawa Tengah, Semarang, 2 Oktober 2003.
Saleh, Abdul R. Teknologi Informasi di Perpustakaan. Dalam. Dinamika Informasi dalam Era Global. Editor E. Koswara. Bandung: Pengurus Daerah Ikatan Pustakawan Indonesia Jawa Barat, 1998.

Monday, May 08, 2006

Strategi Penerapan Teknologi Informasi (Digital Library) di Perpustakaan dan Pusat Informasi

Oleh:
Abdul Rahman Saleh
rahman@ipb.ac.id

Pendahuluan
Informasi merupakan sumberdaya yang strategis sepanjang hidup kita. Sebagai negara yang sedang membangun maka informasi merupakan bagian yang sangat penting dalam pembangunan Indonesia. Informasi juga sangat diperlukan didalam pendidikan dan penelitian guna pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di perguruan tinggi perpustakaan merupakan suatu lembaga yang mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan informasi dari sejak menghimpun, mengolah sampai mendessiminasikan informasi kepada para penggunanya baik sivitas akademika maupun bukan sivitas akademikanya..
Saat ini kita sering mendengar istilah library without wall (perpustakaan tanpa dinding), virtual library (perpustakaan maya), digital library (perpustakaan digital), virtual catalog (katalog maya) baik dalam pembicaraan sehari-hari maupun dalam literatur. Istilah-istilah itu sebelumnya hanya merupakan istilah asing dan mungkin tidak mempunyai efek apa-apa bagi pustakawan Indonesia.
Namun istilah tersebut saat ini sudah mulai akrab dengan sebagian pustakawan kita. Hal ini disebabkan karena beberapa tahun belakangan ini teknologi informasi dan telekomunikasi (TIK) atau yang dikenal dengan ICT (Information and Communication Technology) dan lebih spesifik lagi jaringan internet makin merambah ke seluruh aspek kegiatan, termasuk bidang perpustakaan.
Pada paruh kedua abat 20 yang lalu terjadi perkembangan yang sangat pesat di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan IPTEK ini ditandai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communication Technology/ICT), terutama sekali pada dasa warsa 90an. Perkembangan ini sangat berpengaruh terhadap aspek kehidupan manusia tak terkecuali di perpustakaan. Kemajuan ini membawa perubahan-perubahan pada layanan perpustakaan sehingga kemajuan teknologi, khususnya teknologi informasi, harus diterima di perpustakaan. Teknologi ini memang menjanjikan kecepatan, yang merupakan salah satu faktor yang saat ini sangat dituntut dalam pengelolaan informasi. Program otomasi perpustakaan mulai menjadi trend perkembangan perpustakaan di Indonesia. Hasil survey sementara IPB menunjukkan bahwa 92,6 % perpustakaan telah dilengkapi dengan komputer, walaupun sebagian besar masih memiliki antara satu sampai lima unit PC (48 %) dan hanya 12 % saja yang memiliki komputer lebih dari 20 unit. Dari 92,6 % yang sudah dilengkapi dengan komputer tersebut sekitar 70 % sudah menggunakan perangkat lunak untuk layanan perpustakaan (library house keeping) seperti katalogisasi, klasifikasi, OPAC, kontrol sirkulasi dan lain-lain.

Definisi Teknologi Informasi
Penjelasan dari Information and communication technology di Web dalam bahasa Bahasa Inggris:
• is the catch-all phrase used to describe a range of technologies for gathering, storing, retrieving, processing, analysing and transmitting information. Advances in ICT have progressively reduced the costs of managing information, enabling individuals and organisations to undertake information-related tasks much more efficiently, and to introduce innovations in products, processes and organisational structures. (www.smartstate.qld.gov.au/strategy/strategy05_15/glossary.shtm. 9 maret 2006)
• The function of developing, acquiring, testing, implementing and maintaining electronic systems. These systems include databases, applications and procedures to support the business needs of the organisation in the capture, storage, retrieval, transfer, communication, process and dissemination of information. Includes the evaluation, acquisition, tendering, leasing, licensing and disposal of software and hardware. ...( metadata.curtin.edu.au/manual/classification.html. 9 maret 2006)
• Electronic collection, editing, storage, distribution and presentation of information.
• Information technology (IT) or information and communication technology (ICT) is the technology required for information processing. In particular the use of electronic computers and computer software to convert, store, protect, process, transmit, and retrieve information from anywhere, anytime.

Information Technology (IT) or Information and Communication(s) Technology (ICT) is a broad subject concerned with technology and other aspects of managing and processing information, especially in large organizations.
In particular, IT deals with the use of electronic computers and computer software to convert, store, protect, process, transmit, and retrieve information. For that reason, computer professionals are often called IT specialists, and the division of a company or university that deals with software technology is often called the IT department. Other names for the latter are Information Services (IS) or Management Information Services (MIS).

Alasan Penerapan Teknologi Informasi di Perpustakaan
Kehadiran teknologi Informasi dan Komunikasi tidak bisa lagi ditawar-tawar. Siap atau tidak siap kita harus menerima kehadirannya. Ada beberapa hal yang menjadi sebab kita melakukan otomasi di perpustakaan yaitu:
• Tuntutan terhadap penggunaan koleksi secara bersama (resource sharing)
Seperti kita ketahui tidak ada satu perpustakaanpun di dunia ini yang bisa memenuhi koleksinya sendiri, maka setiap perpustakaan akan saling membutuhkan koleksi perpustakaan lain dalam rangka memberikan layanan yang memuaskan kepada pemakainya. Oleh karena itu penggunaan bersama koleksi perpustakaan sangat membatu dalam memberikan pelayanan terutama bagi perpustakaan-perpustakaan kecil yang koleksinya sangat lemah. Program penggunaan koleksi secara bersama ini dapat berjalan dengan baik apabila setiap perpustakaan dapat memberikan informasi apa yang dimiliki oleh perpusakaannya masing-masing. Peran union catalog sangat besar dalam menyukseskan program penggunaan koleksi secara bersama ini. Union catalog yang baik adalah union catalog yang secara rutin isinya selalu diperbaharui. Disinilah teknologi komputer sangat berperan dalam mempercepat pembaharuan isi (updating) dari union catalog ini.
• Kebutuhan untuk mengefektifkan sumberdaya manusia
Sudah cukup lama pemerintah menerapkan kebijaksanaan "zero growth" untuk pegawai negeri. Hasil dari kebijakan pemerintah ini adalah semakin berkurangnya tenaga kerja di perpustakaan. Untuk mempertahankan mutu pelayanan perpustakaan dimana SDM semakin berkurang maka kita dapat mengandalkan teknologi komputer. Untuk melayani peminjaman bahan pustaka yang tadinya diperlukan lima sampai enam orang, dapat digantikan dengan satu unit komputer yang dioperasikan oleh satu orang saja. Tenaga kerja yang lain dapat dialokasikan untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan lain. Dengan efisiensi tenaga seperti ini maka perpustakaan dapat memikirkan dan mengalokasikan tenaga untuk menyelenggarakan layanan-layanan lain yang dapat diberikan kepada pemakai.
• Tuntutan terhadap efisiensi waktu
Dulu pemakai mungkin sudah puas dengan layanan penelusuran artikel bila artikel-artikel dapat ditemukan sekalipun layanan tersebut memakan waktu sampai berminggu-minggu. Sekarang pemakai mungkin menuntut layanan tersebut hampir instan. Saat ini pertanyaan diajukan, saat itu pula jawaban diharapkan bisa diterima. Layanan yang demikian ini bisa dipenuhi hanya dengan bantuan teknologi komputer. Pemakai dapat mengirimkan permintaannya melalui elektronik mail (e-mail) yang pada saat itu pula dapat diterima oleh perpustakaan. Kemudian petugas perpustakaan melakukan akses ke pangkalan data/informasi yang ada di komputer baik di perpustakaannya atau di perpustakaan lain. Jawaban yang diperolehnya (hanya dalam beberapa saat) kemudian dikirim kembali kepada si penanya dengan menggunakan e-mail yang dalam waktu relatif singkat dapat diterima oleh si penanya.
· Kebutuhan akan ketepatan layanan informasi
Selain kecepatan dalam memperoleh informasi, pemakai juga membutuhkan ketepatan informasi yang didapatkannya dari perpustakaan. Pertanyaan-pertanyaan tentang informasi secara spesifik harus bisa dijawab secara spesifik pula. Dengan bantuan teknologi komputer pertanyaan-pertanyaan ini bisa dijawab dengan cepat dan tepat.
• Keragaman informasi yang dikelola
Informasi yang ada di perpustakaan saat ini tidak hanya terbatas kepada buku dan jurnal ilmiah saja. Informasi-informasi lain seperti audio visual, multimedia, bahan mikro, media optik dan sebagainya saat ini juga dikoleksi oleh perpustakaan. Banyak koleksi perpustakaan yang harus di baca dengan menggunakan teknologi komputer. Selain itu untuk mengelola informasi yang sangat beragam tersebut diperlukan bantuan alat terutama teknologi komputer.
Ada dua bentuk pemakaian Teknologi Informasi di perpustakaan. Pertama, perpustakaan dapat hanya memakai sumber yang sudah ada, dengan menelusuri pangkalan data yang disediakan oleh penyedia data (vendor seperti BIOSIS, DIALOG dsb), mengirim surat elektronik melalui internet, memasang data di ”bulletin boards” atau ”listservs” dan sebagainya. Kedua, perpustakaan bisa menyediakan data yang disimpan baik di Web ataupun didistribusikan melalui CD-ROM.

Aplikasi Teknologi Informasi di Perpustakaan
• Pengadaan Koleksi
Biasanya pustakawan memakai katalog penerbit untuk menentukan buku dan jurnal yang sesuai dengan kebutuhan pemakai perpustakaan mereka. Di Indonesia, khususnya di perpustakaan kecil, kadang-kadang tidak mudah menemukan informasi mengenai publikasi dari sini. Disinilah internet bisa menolong kita seperti memanfaatkan katalog dari perpustakaan yang lain untuk memilih judul yang relevan dalam subyek tertentu. Katalog-katalog ini memberikan semua informasi bibliografis yang diperlukan untuk memesan, termasuk ISBN, dan kadang-kadang harga. Salah satu katalog yang paling lengkap di dalam Internet adalah katalog Library of Congress.
Penerbit saat ini sudah banyak yang membuat katalognya dengan versi elektronik yang didistribusikan menggunakan CD-ROM, dan bahkan katalog tersebut dapat diperoleh dari Internet. Blackwells Science adalah salah satu contoh. Pustakawan bisa mencari buku dan jurnal dengan menelusuri melalui subyek, pengarang atau judul, dan dari sini mereka bisa langsung memesan buku yang ditemukan. Penerbit akan mengirim buku-buku itu melalui pos. Untuk transaksi tipe ini, dibutuhkan kartu kredit.
Berbagai toko buku juga memanfaatkan Internet untuk menjual produk mereka. Toko buku Amazon adalah yang terbesar dan paling sukses saat ini. Mizan, penjual buku di Indonesia, juga melaksanakan bisnis buku melalui Internet.
Katalog penerbit, baik dalam bentuk online ataupun kertas, tidaklah selalu cukup untuk membantu kita untuk memutuskan buku mana yang diperlukan. Kita perlu membaca book review – laporan buku yang menilai dan menganalisis. Internet bisa membantu untuk hal ini. Ada beribu-ribu jurnal elektronik yang bisa diperoleh dalam berbagai topik. Untuk review buku pada topik yang spesifik, lihatlah pada jurnal untuk para pakar. Misalnya, New Scientist di dalamnya ada beberapa review mengenai buku-buku baru untuk ilmu pengetahuan dan teknologi.

Cara lain untuk menemukan informasi yang mengevaluasi buku tertentu adalah melalui Usenet. Usenet adalah sistem bulletin board yang terbesar di dunia, terdiri dari pertukaran pesan-pesan dalam jumlah yang besar mengenai beribu-ribu subyek. Ini adalah forum untuk ”komunikasi elektronik” menurut seorang penulis dan tampaknya bisa menjengkelkan pustakawan yang sibuk mencari informasi. Usenet bisa dibagi ke dalam beberapa pengelompokan subyek. Sekali pustakawan telah mengidentifikasi kelompok yang relevan untuk menemukan review buku, maka tugasnya akan lebih mudah. Pustakawan dapat membaca pesan-pesan yang terakhir mengenai buku-buku apa yang dibicarakan, atau mereka juga bisa memasang pesan sendiri, menanyakan sebuah buku atau beberapa buku menurut topik tertentu.

• Pengolahan Koleksi
Katalogisasi dan klasifikasi merupakan pekerjaan yang memerlukan ekspertis tinggi. Di negara maju kataloger dan klasifier mempunyai gaji yang sangat tinggi. Di Indonesia pustakawan yang bertugas di bagian katalogisasi dan klasifikasi memerlukan pendidikan khusus seperti diploma ataupun sarjana perpustakaan. Apabila sejumlah perpustakaan besar melakukan katalogisasi dan klasifikasi menggunakan teknologi komputer, maka perpustakaan yang lebih kecil sesungguhnya bisa memanfaatkannya, sehingga perpustakaan yang lebih kecil tadi tidak perlu menggaji seorang kataloger dan klasifier. Teknik ini dikenal dengan copy cataloging. Di negara maju copy cataloging ini banyak dilakukan seperti copy cataloging ke OCLC di Amerika Serikat, atau ke BLCMP di Inggris. Dengan copy cataloging selain kita menghemat tenaga (ahli), kita juga dapat melakukan standarisasi katalog sehingga keragaman katalog untuk suatu judul buku yang sama dapat dihindari. Dengan mengacu pada katalog online pustakawan bisa menemukan rekaman katalog dan memakainya untuk katalog mereka sendiri. Secara ideal, rekaman-rekaman yang ditemukan akan di-download langsung ke komputer lokal. Tetapi jika perpustakaan itu belum memiliki sistem katalog komputer atau jika sistem yang dipakai tidak cukup canggih untuk ”interface” dengan Internet, pustakawan masih bisa memakai rekaman dari katalog itu, dengan cara mengetikkan nomor-nomor klas dan tajuk subyek yang didapatnya dari internet. Dengan cara ini, pustakawan bisa mempersingkat waktu pengkatalogan buku asing.
Barangkali perlu dipikirkan bila perpustakaan di Indonesia menjalin katalog mereka dengan Internet sehingga rekaman katalog untuk buku-buku Indonesia akan tersedia. ini mungkin akan menjadi proyek yang baik untuk dikoordinir oleh Perpustakaan Nasional RI. Seluruh bibliografi nasional yang dibuat oleh Perpustakaan Nasional kemungkinan bisa dibuat tersedia melalui Internet, seperti kasus Perpustakaan Nasional di Kanada, Inggris, Amerika Serikat, dan negara lainnya.

• Katalog Online
Katalog online adalah sistem katalog perpustakaan yang menggunakan komputer. Pangkalan datanya biasanya dirancang dan dibuat sendiri oleh perpustakaan baik menggunakan perangkat lunak buatan sendiri, maupun menggunakan perangkat lunak komersial. Sesuai dengan namanya katalog online ini berfungsi seperti layaknya sebuah katalog yaitu sebagai sarana penelusuran koleksi milik suatu perpustakaan. Katalog ini memberikan informasi bibliografis serta lokasi suatu buku di perpustakaan. Katalog online merupakan suatu terobosan yang luar biasa di bidang kepustakawanan karena dapat memberikan titik cari (access point) dari segala aspek pendekatan pada data katalog.

OPAC Web dan OPAC LAN

Pada katalog konvensional kita tidak akan dapat mencari suatu entri katalog dari penerbit, tahun terbit, atau bahkan dari kata yang ada pada judul (selain kata pada urutan pertama). Semua pendekatan dapat dilakukan pada katalog online, bahkan kita bisa mencari melalui dua kata yang ada pada judul dengan jarak kata tertentu (adjecent).

• Sirkulasi
Salah satu layanan pokok dari perpustakaan adalah layanan sirkulasi. Pada layanan ini sekurang-kurangnya dilakukan pencatatan seperti peminjaman koleksi, pengembalian pinjaman, perpanjangan pinjaman, denda, dan statistik layanan. Dengan cara konvensional untuk melayani satu transaksi peminjaman koleksi diperlukan sekurang-kurangnya tiga sampai lima menit. Ini belum termasuk penghitungan statistik layanan. Dengan bantuan komputer, waktu yang diperlukan untuk melakukan layanan peminjaman ini sangat singkat yaitu kurang dari 15 detik. Dengan demikian sebuah perpustakaan dapat melakukan penghematan anggaran (dengan mempekerjakan pegawai yang lebih sedikit) sekaligus memberikan kepuasan layanan kepada pengguna perpustakaan.
Internet tidak menawarkan keuntungan secara langsung kepada pustakawan dalam hal sirkulasi. Tapi memberi keuntungan kepada si pemakai. Kalau sebuah katalog perpustakaan sudah dapat diakses melalui Internet, pemakai dapat mengecek dari rumah apakah suatu buku ada. Kalau buku tersebut sedang dipinjam, mereka dapat memesan dengan mencantumkan nama mereka untuk kemudian disisihkan untuk mereka pinjam. Pemakai dapat juga memeriksa dari rumah atau kantor, buku mana saja yang mereka pinjam pada saat itu, dari file keanggotaan mereka sendiri. Perpanjangan dapat juga dilakukan dari rumah. Pemberitahuan mengenai pinjaman yang sudah lewat batas dapat dikirim kepada pemakai melalui e-mail.

• Layanan Informasi Mutakhir dan Layanan informasi terseleksi
Perpustakaan dapat memberikan layanan informasi secara aktif berupa layanan informasi mutakhir (current awereness services/ CAS) maupun layanan informasi terseleksi (selective dissemination of information/ SDI). Pelayanan informasi mutakhir adalah pelayanan perpustakaan dimana perpustakaan menyediakan informasi terbaru sering tanpa batas-batas subyek tertentu selain hanya kemutakhiran itu sendiri. Sedangkan pelayanan informasi terseleksi merupakan pelayanan perpustakaan dimana perpustakaan menyediakan informasi yang sesuai dengan minat dan bidang ilmu pengguna yang menjadi pelanggannya. Didalam melakukan layanan CAS dan SDI ini diperlukan waktu yang sangat banyak dan kesabaran yang tinggi terutama SDI karena petugas harus melakukan pemilihan pustaka sesuai dengan profil minat pengguna setiap ada informasi datang. Dengan bantuan komputer maka layanan CAS dan SDI dapat dipermudah dan dipersingkat. Petugas hanya melakukan input ke pangkalan data setiap ada informasi baru datang. Tugas untuk pemilihan informasi yang sesuai dengan profil minat pengguna (yang sudah diinput sebelumnya) diserahkan kepada komputer. Dalam hitungan detik atau maksimal menit, maka komputer sudah menghasilkan output yang siap dikirim ke pelanggan kedua layanan tersebut.

Satu cara untuk membentuk sistem elektronik untuk informasi kilat adalah untuk mendirikan apa yang disebut mailing list. Fungsi atau tujuan mailing list ini mungkin untuk tempat berdiskusi bagi sekelompok orang-orang tertentu, namun demikian mailing list ini dapat juga digunakan untuk penyebaran informasi. Seorang pustakawan mungkin ingin mengirim daftar isi dari beberapa jurnal tertentu kepada beberapa ilmuwan setiap bulan. Pustakawan itu akan membuat daftar dari alamat e-mail dari ilmuwan-ilmuwan dan perpustakaan akan menciptakan semacam mailing list. Mailing list juga dapat digunakan untuk penyebaran informasi yang selektif. Pustakawan dapat mencari situs Internet yang relevan secara rutin dan jika ada sesuatu yang menarik dari grup mailing list, mereka dapat mengirimnya melalui e-mail. Dengan mailing list, pustakawan hanya perlu mengirim artikel sekali saja, dan akan menjangkau semua orang yang ada di daftarnya.

• Penelusuran informasi lengkap dan Multimedia
Dengan teknologi komputer yang semakin maju seperti sekarang ini sangat dimungkinkan bagi perpustakaan untuk menyediakan layanan informasi lengkap (fulltext), bahkan dalam bentuk multimedia. Dengan teknik hypertext kita bisa menampilkan layanan fulltext yang bisa dihubungkan dengan bebas ke baik teks lain maupun gambar dan animasi. Saat ini dengan mudah kita jumpai ensiklopedi yang dikemas dalam CD-ROM. Artikel yang ada dalam CD-ROM tersebut selain menampilkan teks lengkap juga dapat menampilkan animasi (seperti gerakan melompat seekor harimau) serta suara (auman seekor singa). Media seperti ini belum pernah kita bayangkan sebelumnya, namun dengan teknologi komputer saat ini media seperti ini sangat mudah diperoleh.

• Penelusuran Bibliografi dan abstraks
Seperti pada katalog online pengguna bisa mendapatkan layanan berupa data bibliografi buku maupun artikel jurnal ilmiah. Bahkan tidak hanya bibliografinya saja, melainkan dengan ringkasan (abstraks) dari dokumen aslinya. Dengan layanan seperti ini pengguna dapat memilih dokumen yang akan dibaca maupun dokumen yang tidak perlu dibaca sehingga pengguna dapat menghemat waktu didalam menelaah informasi yang dibutuhkannya. Dengan bantuan komputer seperti ini akan menjadi sangat efektif dan dapat dilakukan dengan cepat dan dengan fleksibilitas yang sangat tinggi karena pangkalan data berbasis komputer ini memberikan kemungkinan pendekatan dari berbagai aspek sebagai titik temu (multiple approach). Penggunaan operator Boolean dapat memberikan kombinasi penelusuran penelusuran yang sangat luas, sehingga pengguna dapat mengatur hasil penelusurannya sesuai dengan yang diinginkan.
Peminjaman Antar Perpustakaan & Pengiriman Dokumen (Document Delivery)
Peminjaman antar perpustakaan adalah tidak lazim di Indonesia, karena ketidakpastian dari kantor pos dan kurangnya koleksi buku-buku. Di negara-negara maju servis semacam ini banyak sekali digunakan. Terutama saat ini, dimana dana untuk perpustakaan dikurangi, perpustakaan seringkali memutuskan untuk tidak membeli sebuah buku kalau mereka mengetahui ada perpustakaan lain/dekat memiliki buku tersebut. Ini berarti perpustakaan lebih memilih kelengkapan daripada koleksi yang duplikat. Dengan melihat katalog perpustakaan lain di Internet, para pustakawan dapat memastikan dulu apakah perpustakaan itu mempunyai buku yang dicari. Kalau perpustakaan tidak memiliki buku tersebut, pustakawan dapat memesannya langsung dari Webpage perpustakaan itu.
Di Indonesia peminjaman antar perpustakaan kadang-kadang menyangkut layanan pertukaran fotokopi artikel jurnal yang sering disebut dengan silang layan. Seandainya, ada perpustakaan yang bertindak sebagai pusat jaringan (sebut saja Perpustakaan Nasional RI) membuat sebuah database online terdiri dari semua jurnal yang dimiliki perpustakaan-perpustakaan daerah dan menunjukkan perpustakaan mana mempunyai judul apa, ini merupakan alat yang berharga untuk berbagi informasi. Fotokopi dapat dipesan melalui e-mail.

• Rujukan (Reference)
Sebenarnya banyak sekali yang dapat dibahas mengenai pemakaian Internet untuk rujukan. Namun karena keterbatasan waktu maka hanya beberapa hal saja yang dapat disampaikan pada kesempatan ini.
Pelayanan rujukan adalah jawaban dari pertanyaan yang diberikan dari pemakai perpustakaan. Pertanyaan yang berhubungan dengan skripsi atau laporan (”Saya perlu suatu daftar artikel mengenai ’wanita dalam drama Shakespeare”; ”Saya perlu artikel mengenai keselamatan tenaga nuklir”) adalah sangat rumit. Sebagian pertanyaan lainnya memerlukan jawaban berupa satu kalimat tapi belum tentu lebih mudah untuk menjawabnya. Bahkan mungkin saja ada pertanyaan yang tidak keruan. Adalah tugas seorang pustakawan untuk menjawab setiap pertanyaan sebaik-baiknya.
Satu sumber yang sangat bermanfaat bagi para pustakawan yang mencari informasi adalah Usenet. Banyak dari pustakawan tidak dapat menemukan jawaban di koleksi buku mereka tetapi dapat mengajukan perpustakaan kepada grup Usenet dan biasanya strategi ini mendapatkan banyak jawaban dari seluruh dunia.
Cara lain untuk menemukan jawaban dari pertanyaan referensi adalah mencarinya di World Wide Web. Ini sering menjadi pekerjaan yang menakutkan karena informasi yang tersedia banyak dan kualitas dari indexing tidak seimbang. Tapi, sesudah pustakawan mengetahui sumber-sumber yang sering dipakai di perpustakaannya, pustakawan itu pasti akan ketemu banyak informasi yang relevan. Satu cara adalah untuk melokasi dua atau lebih dari index Internet yang terlengkap atau terbesar. Beberapa institusi besar telah memasang halaman Web yang saling berhubungan dengan halaman-halaman lainnya. Dengan bentuk ini sangat berguna untuk membantu pencari data lainnya
Telah ada beberapa situs yang dimiliki organisasi-organisasi Indonesia atau dekat Indonesia. Biro Pusat Statistik telah membuat sebuah situs yang menyediakan jalan masuk ke statistik yang paling baru di beberapa topik. Banyak departemen pemerintah, bank-bank dan organisasi-organisasi lain membuat homepage dan menghubungkan ke informasi database yang berguna. Satu index untuk situs Indonesia adalah Jendela Indonesia.
Bentuk lain dari sumber-sumber full-text yang dapat ditemukan di Internet adalah kamus (misalnya, seleksi dari kamus bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya dari Oxford di situs dinamai Dictionaries and Refernce Works. Beberapa kamus untuk para spesialis juga ada, seperti FOLDOC (Free Online Dictionary of Computing). Contoh lainnya adalah Bartlett’sumber Familiar Quotations, Encyclopedia Britanica, dan sebagainya.

• Artikel Jurnal
Artikel jurnal merupakan informasi primer yang sangat penting terutama bagi peneliti dan dosen. Oleh karena itu keberasaannya di perpustakaan khusus atau perguruan tinggi sangat diharapkan. Namun, jika sebuah perpustakaan tidak berlangganan jurnal tertentu, mereka masih dapat memperolehnya dari Internet. Salah satu index ke artikel jurnal yang terkenal disebut Uncover. Setiap orang dapat menelusuri index itu tanpa bayaran tetapi harus membayar untuk fotokopi dari jurnal tersebut.
Artikel-artikel itu dapat dipesan langsung melalui online dan dapat dikirim kepada yang membutuhkan melalui fax, e-mail atau surat biasa. Kadang-kadang kartu kredit harus digunakan untuk transaksi semacam ini, kecuali perpustakaan membuka account khusus untuk penyedia data.
Dengan bayar biaya pendaftaran, seorang spesialis subyek tertentu dapat mendaftar untuk menerima daftar isi jurnal dari topik itu (automatic current awareness). Untuk pengguna perpustakaan tanpa akses ke Internet di rumah mereka, perpustakaan dapat mendaftarkan dan memberi daftar isi jurnal kepada anggota yang berhak sebagai pelayanan tambahan.
Dialog, yang cukup diketahui oleh para pustakawan, memberikan akses ke berbagai database dari artikel jurnal, laporan, dll, dan dapat dijumpai di Internet jika kita berlangganan. Pemakai bahkan harus membayar sebelum dapat mencapai indexnya.

• Dukungan ”Melek Komputer”
Satu aspek yang mendukung para pemakai perpustakaan untuk menjadi melek komputer adalah belajar bagaimana memakai komputer, termasuk bagaimana menggunakan Internet. Ada beberapa tutorial online untuk keperluan ini, dan pustakawan dapat membimbing pemakai daripada menghabiskan waktu berjam-jam mengajari setiap pemakai baru. Salah satu tutorial disebut TONIC : the online netskills interactive course.
Cara lainnya untuk mendukung pengetahuan komputer dan pada waktu yang bersamaan membantu perpustakaan itu sendiri adalah memberi bimbingan kepada pemakai untuk akses ke situs yang menyediakan software komputer gratis. Ada ribuan paket software tersedia di Internet. ”Shareware” dapat dipakai untuk waktu yang terbatas secara percobaan sementara dan ”freeware” dapat dilihat dan dipakai secara gratis. Sebuah contoh situs dimana pustakawan dapat menemukan software adalah IFLA Internet & Library Software Archive.

Perpustakaan Digital
Pada dasarnya, perpustakaan digital sama saja dengan perpustakaan biasa, hanya saja memakai prosedur kerja berbasis komputer dan sumberdaya digital (Widyawan, 2005). Perpustakaan Digital atau digital library menawarkan kemudahan bagi para pengguna untuk mengakses sumber-sumber elektronik dengan alat yang menyenangkan pada waktu dan kesempatan yang terbatas. Pengguna bisa menggunakan sumber-sumber informasi tersebut tanpa harus terikat kepada jam operasional perpustakaan (seperti jam kerja atau jam buka perpustakaan).
Istilah yang digunakan untuk perpustakaan digital (digital library) sering dipertukarkan dengan perpustakaan elektronik (e-library), dan perpustakaan maya (virtual library). Menurut Kusumah (2001) Digital Library belum didefinisikan secara jelas untuk dapat dijadikan standar atau acuan dalam dunia pendidikan. Namun demikian ia mengutip definisi yang dirangkum oleh Saffady sebagai berikut:
”Digital Library adalah perpustakaan yang mengelola semua atau sebagian yang substansi dari koleksi-koleksinya dalam bentuk komputerisasi sebagai bentuk alternatif, suplemen atau pelengkap terhadap cetakan konvensional dalam bentuk mikro material yang saat ini didominasi koleksi perpustakaan.”
Beberapa definisi terhadap istilah-istilah tersebut di atas ditemukan di internet seperti berikut: Electronic Library adalah sebuah sistem perpustakaan yang menggunakan elektronik dalam menyampaikan informasi dan sumber yang dimilikinya. Media elektronik tersebut bisa komputer, telepon, internet dan sebagainya. Jadi Perpustakaan Elektronik dapat didefinisikan sebagai sekumpulan kegiatan yang menggabungkan koleksi-koleksi, layanan dan orang yang mendukung penuh siklus penciptaan, disseminasi, pemanfaatan dan penyimpanan informasi serta pengetahuan dalam segala format yang telah dievaluasi, diatur, diarsip dan disimpan. Perpustakaan Digital atau digital library adalah organisasi yang menyediakan sumber-sumber dan staf ahli untuk menyeleksi, menyusun, menyediakan akses, menerjemahkan, menyebarkan, memelihara kesatuan dan mempertahankan kesinambungan koleksi-koleksi dalam format digital sehingga selalu tersedia dan murah untuk digunakan oleh komunitas tertentu atau ditentukan. Sedangkan Virtual Library adalah penggabungan dari sistem informasi perpustakaan melalui web ataupun secara elektronik dengan koleksi-koleksi dalam format digital. Selain itu dapat juga berarti sebagai perpustakaan yang bisa menampung ataupun menyediakan fasilitas-fasilitas yang biasa disediakan oleh perpustakaan konvensional .
Menurut Widyawan (2005) perpustakaan digital itu tidak berdiri sendiri, melainkan terkait dengan sumber-sumber informasi lain dan pelayanan informasinya terbuka bagi pengguna di seluruh dunia. Koleksi perpustakaan digital tidak terbatas pada dokumen elektronik pengganti bentuk tercetak saja, ruang lingkup koleksinya malah sampai pada artefak digital yang tidak bisa tergantikan oleh bentuk tercetak.

Daftar Pustaka

  1. Campbell, Jane. Internet dalam Perpustakaan : bagaimana perpustakaan dapat tetap berada di depan (in the forefront) dalam zaman informasi. Makalah disampaikan pada tanggal 9 Oktober 1997 di Institut Pertanian Bogor.
  2. Rahardjo, A. I. Teknologi Informasi: Ancaman Ataukah Peluang Bagi Profesi Pustakawan Indonesia. Makalah pada kongres IPI ke VII, Jakarta 1995.
  3. Rahim, A.R. Peranan Perpustakaan dan Pustakawan dalam menunjang Pembangunan Nasional. Makalah pada kongres IPI ke VII, Jakarta 1995
  4. Saleh, Abdul Rahman. Otomasi Perpustakaan dan Penggunaan SIPISIS. Makalah lepas.
  5. _________________, dan B. Mustafa. Penggunaan Komputer untuk Pelayanan Informasi di Perpustakaan. Dalam. Kepustakawanan Indonesia: Potensi dan Tantangan. Editor Antonius Bangun dkk. Jakarta: Kesaint Blanc, 1992.